• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • DSSDI
  • IDID
    • ENEN
    • IDID
Universitas Gadjah Mada Alumni
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SUBDIREKTORAT HUBUNGAN ALUMNI
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • DIREKTORI STAF
  • ALUMNI
    • PEMBUATAN KARTU GAMA CO-BRAND
    • LEGALISASI IJAZAH & TRANSKRIP NILAI
    • DONASI BEASISWA ALUMNI UGM
    • Tracer Study
  • UGM KARIER
    • Tentang UGM Career
    • LOWONGAN KERJA
    • MAGANG
    • CAREER CLASS & ALUMNI SHARING
    • UGM VIRTUAL CAREER FAIR 2022 – SEPTEMBER
    • UGM Integrated Career Days 2020
      • UGM ICD 2019
      • UGM ICD 2018
      • UGM ICD 2017
    • KONSELING KARIER
  • ALUMNI AWARDS
    • TENTANG UGM ALUMNI AWARDS 2022
    • PEMENANG
  • TETAP TERHUBUNG
    • KONTAK KAMI
    • FAKULTAS & SEKOLAH
    • MEDIA SOSIAL & HOTLINE SERVICE
    • KAGAMA
  • Beranda
  • Agenda-id
  • Tantangan Baru Dwikorita

Tantangan Baru Dwikorita

  • Agenda-id, Berita
  • 22 November 2014, 07.52
  • Oleh: admin
  • 0

Pasca ditunjuknya Prof. Dr. Pratikno M.Soc.Sc. sebagai Meteri Sekretaris Negera, UGM ramai dengan kasak-kusuk yang memperbincangkan sosok yang akan mengisi jabatan rektor penggantinya. Namun kasak-kusuk itu tak berlangsung lama. Sebab, pada Sabtu (22/11) lalu Majelis Wali Amanat UGM telah menetapkan Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., sebagai rektor antarwaktu masa bakti 2014-2017. Beliau terpilih melalui musyawarah mufakat 19 anggota MWA yang hadir. “Secara musyawarah mufakat kita telah menetapkan Bu Dwikorita sebagai rektor,” papar Prof. Dr. Sofian Effendi, Ketua MWA UGM.

Sofian menjelaskan, Dwikorita ditetapkan menjadi rektor dengan banyak pertimbangan. Beberapa pertimbangannya adalah rekam jejak maupun prestasinya selama menjabat sebagai wakil rektor bidang kerjasama dan alumni yang dinilai bagus. Dengan terpilihnya Dwikorita sebagai rektor, Sofian menambahkan, ia menjadi rektor wanita pertama semenjak kampus ini didirikan pada 19 Desember 1949. “Kepemimpinan Dwikorita 2,5 tahun ke depan merupakan masa paling menentukan status UGM sebagai universitas perjuangan, universitas nasional, dan universitas pancasila,” jelas Sofian dalam sambutannya.

Dalam musyawarah MWA tersebut, Dwikorita terpilih menyisihkan lima orang wakil rektor lainnya. Namun, dari lima rektor tersebut, dua diantaranya, yaitu Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE. serta Prof. Dr. Suratman tidak memenuhi persyaratan sesuai statuta karena usianya lebih dari 60 tahun. “Jadi ada tiga calon. Namun, Pak Iwan dan Pak Didi sempat menyatakan kalau boleh memilih masih ingin fokus menyelesaikan pekerjaannya di bidang perencanaan maupun akademik,” jelas Sofian. Hingga akhirnya, pada Senin (24/11) lalu, wanita kelahiran Yogyakarta, 6 Juni 1964 ini dilantik oleh MWA sebagai rektor. Setelah dilantik, Dwikorita juga menandatangani pakta integritas yang harus dijalankan hingga berakhir masa tugasnya, 25 Mei 2017 nanti.

Tantangan Baru Rektor Baru

Dilantiknya Dwikorita sebagai rektor bersamaan dengan momentum restrukturisasi pengelolaan pendidikan tinggi di Indonesia. Pengelolaan perguruan tinggi yang pada mulanya berada di bawah pos Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kini digabung dengan Kementerian Riset dan Teknologi. Penggabungan ini pun menghasilkan nomenklatur baru, yaitu Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

Ide mengenai penggabungan ini sebenarnya telah jauh-jauh hari dilontarkan oleh para rektor perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia. Mereka memandang riset-riset yang dilakukan di perguruan tinggi tidak bersinergi dengan lembaga riset lainnya. Selain itu, perguruan tinggi yang sejatinya diharapkan menjadi wadah pengembangan Ristek tidak berjalan optimal. Dengan penggabungan dua pos kementerian ini, diharapkan Perguruan Tinggi bisa menjadi wadah pengembangan Ristek yang berguna bagi bangsa Indonesia.

Menanggapi tantangan ini, Dwikorita Karnawati dalam sambutannya berhadap perubahan Kemenristek Dikti bisa menjadi peluang bagi UGM untuk menjadi socio entrepreneur university. Apalagi pada 2015 mendatang kita menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN yang menuntut sumber daya yang memiliki daya saing agar tidak kalah dengan bangsa-bangsa yang lain. Dalam hal ini, UGM diharapkan bisa mencetak pribadi-pribadi yang memiliki karakter yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi tersebut. “Ini perlu strategi bersama sehingga bisa membawa UGM menjadi pilar kemajuan bangsa,” kata Dwikorita.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Recent Posts

  • CCSD Group International
  • PT HM Sampoerna Tbk
  • Campus Hiring Mandiri Goes to Yogyakarta: “Levelling Up Digital Transformation Through Financial Super App!”
  • Politeknik Madyathika
  • Sinarmas Mining
Universitas Gadjah Mada

Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional
Subdirektorat Hubungan Alumni
Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur Blok D5, Yogyakarta 55281
alumni@ugm.ac.id
+62 (274) 552810
+62 (274) 588688 ext 82525

TENTANG KAMI

  • Profil Hubungan Alumni
  • Kontak Kami
  • Direktori Staf
  • Tracer Study UGM
  • Sahabat UGM
  • Simaster UGM

TAUTAN

  • Universitas Gadjah Mada
  • Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional
  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Urusan Internasional
  • KAGAMA
  • Webmail UGM

JUMLAH MITRA

971Institusi

© 2018 - DKAUI Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju