• Tentang UGM
  • Simaster
  • Perpustakaan
  • DSSDI
  • IDID
    • ENEN
    • IDID
Universitas Gadjah Mada Alumni
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • TENTANG KAMI
    • PROFIL SUBDIREKTORAT HUBUNGAN ALUMNI
    • STRUKTUR ORGANISASI
    • DIREKTORI STAF
  • ALUMNI
    • PEMBUATAN KARTU GAMA CO-BRAND
    • LEGALISASI IJAZAH & TRANSKRIP NILAI
    • DONASI BEASISWA ALUMNI UGM
    • Tracer Study
    • Pojok KAGAMA Komunitas
  • UGM KARIER
    • Tentang UGM Career
    • LOWONGAN KERJA
    • MAGANG
    • CAREER CLASS & ALUMNI SHARING
    • Gadjah Mada Career Festival (GMCF) 2022
    • UGM Integrated Career Days 2020
      • UGM ICD 2019
      • UGM ICD 2018
      • UGM ICD 2017
    • KONSELING KARIER
  • ALUMNI AWARDS
    • TENTANG UGM ALUMNI AWARDS 2022
    • PEMENANG
  • TETAP TERHUBUNG
    • KONTAK KAMI
    • FAKULTAS & SEKOLAH
    • MEDIA SOSIAL & HOTLINE SERVICE
    • KAGAMA
  • Beranda
  • Tips-id
  • Lima Tips Menciptakan Citra Online yang Positif di Mata Perekrut

Lima Tips Menciptakan Citra Online yang Positif di Mata Perekrut

  • Tips-id
  • 14 Juni 2021, 19.27
  • Oleh: Admin
  • 0

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, sistem perekrutan pegawai pun tak ketinggalan memanfaatkan media sosial untuk memperoleh calon-calon pegawai yang potensial. Curriculum Vitae dan Surat Lamaran tetap menjadi syarat utama administratif dalam proses melamar pekerjaan, namun para jobseeker harus mengetahui bahwa ada hal lain yang menjadi pertimbangan HRD dalam merekrut calon pegawainya, yaitu kepribadian kandidat yang dapat dilihat dari media sosialnya. Metode perekrutan dengan memeriksa latar bekakang kandidat di media sosial ini telah diterapkan oleh perusahaan startup seperti Line, BUMN seperti PLN, bahkan dalam proses seleksi beasiswa.

Empat puluh lima persen perekrut dalam survei CareerBuilder melaporkan bahwa mereka menggunakan situs media sosial untuk menyaring karyawan potensial. Dari mereka yang melakukan pencarian online / pemeriksaan latar belakang kandidat, 29 persen menggunakan Facebook, 26 persen menggunakan LinkedIn, 21 persen menggunakan MySpace, 11 persen melalui Blog, sementara 7 persen mengikuti kandidat di Twitter.

Delapan belas persen perekrut mengatakan mereka menemukan konten di situs media sosial yang mendorong mereka untuk mempekerjakan kandidat. Berikut adalah hal-hal yang mendorong perekrut untuk mempekerjakan kandidat:

  • Profil memperlihatkan kesan kepribadian yang baik dan cocok dalam organisasi – (50 persen)
  • Profil didukung kualifikasi profesional kandidat – (39 persen)
  • Kandidat adalah pribadi yang kreatif – (38 persen)
  • Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang solid – (35 persen)
  • Kandidat memiliki lingkaran pertemanan yang baik – (33 persen)
  • Orang lain memasang referensi yang baik tentang kandidat – (19 persen)
  • Kandidat menerima penghargaan-penghargaan – (15 persen)

Meski demikian, banyak juga jobseeker melakukan hal yang sebaliknya dan tidak peduli pada semua konten yang mereka posting secara online. Tiga puluh lima persen perekrut melaporkan bahwa mereka telah menemukan konten di media sosial yang menyebabkan mereka tidak mempekerjakan kandidat, yaitu:

  • Kandidat memposting foto atau informasi yang provokatif atau tidak pantas – (53 persen)
  • Kandidat memposting konten tentang mereka minum atau menggunakan narkoba – (44 persen)
  • Kandidat mengomelkan majikan sebelumnya, rekan kerja, atau klien – (35 persen)
  • Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang buruk – (29 persen)
  • Kandidat membuat komentar diskriminatif – (26 persen)
  • Kandidat berbohong tentang kualifikasi – (24 persen)

Untuk menghindari agar perekrut tidak mengabaikan Anda setelah melakukan screening online pada akun Anda, Anda perlu membangun citra positif pada media sosial. Berikut ini lima kiat bagi jobseeker untuk menjaga citra positif secara online:

  1. Sebelum mulai mencari kerja, hapus semua foto, konten, dan tautan yang dapat membuat Anda terkesan buruk di mata perekrut.
  2. Pertimbangkan untuk membuat grup profesional Anda sendiri di situs seperti Facebook atau sejenisnya. Ini adalah cara yang bagus untuk menjalin hubungan dengan para pemimpin, perekrut, dan referensi potensial.
  3. Pertahankan konten yang Anda posting terfokus pada hal-hal positif, entah itu terkait dengan informasi profesional atau pribadi. Pastikan untuk menyoroti pencapaian tertentu di dalam dan luar pekerjaan.
  4. Selektiflah dalam menerima permintaan pertemanan. Jangan lupa orang lain dapat melihat teman-teman Anda ketika mereka mencari tentang Anda. Pantau komentar yang dibuat oleh orang lain pada akun Anda dan pertimbangkan untuk menggunakan fitur “block komentar”. Lebih baik lagi, atur profil Anda menjadi “private” sehingga hanya teman yang ditunjuk yang dapat melihatnya.
  5. Jika Anda masih bekerja di suatu perusahaan tapi sedang mencari pekerjaan lain, jangan menceritakan hal ini di Tweet atau status media sosial Anda. Ada beberapa contoh orang yang dipecat karena melakukan hal ini. [Hubungan Alumni UGM/Nisa; Foto: onlinebusinesscourse.eventsmart.com]

 

Disadur dari: careerbuilder.com

Recent Posts

  • PT Mayora Indah Tbk
  • Fazz
  • PT BPR Restu Klepu Makmur
  • PT Rapid Teknologi Indonesia
  • PT Bank OCBC NISP Tbk
Universitas Gadjah Mada

Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional
Subdirektorat Hubungan Alumni
Universitas Gadjah Mada
Bulaksumur Blok D5, Yogyakarta 55281
alumni@ugm.ac.id
+62 (274) 552810
+62 (274) 588688 ext 82525

TENTANG KAMI

  • Profil Hubungan Alumni
  • Kontak Kami
  • Direktori Staf
  • Tracer Study UGM
  • Sahabat UGM
  • Simaster UGM

TAUTAN

  • Universitas Gadjah Mada
  • Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional
  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Urusan Internasional
  • KAGAMA
  • Webmail UGM

© 2018 - DKAUI Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju