Setidaknya 60 peneliti Amerika Serikat dan Indonesia berkumpul di UGM untuk mengeksplorasi dan merancang program riset bersama. Lokakarya yang berlangsung tiga hari, 16-18 Juni ini diikuti oleh peneliti yang tergabung dalam konsorsium US-Indonesia Partnership Program (USIPP).
Program kerjasama USIPP melibatkan enam perguruan tinggi Indonesia dan enam perguruan tinggi Amerika Serikat. Perguruan tinggi Indonesia yang terlibat antara lain UGM, UI, IPB, ITB,Universitas Airlangga, dan ISI Yogyakarta. Sementara perguruan tinggi Amerika Serikat adalah Chatham University, Leigh University, Miami Dade College, Northern Illinois University, University of Michigan, dan University of Washington.
Steering Committee workshop USIPP I, Dr. Ahmad Agus Setiawan, mengatakan kegiatan ini merupakan workshop USIPP pertama untuk dosen dan peneliti dari universitas anggota konorsium USIPP. Lokakarya ini ditujukan untuk meningkatkan kolaborasi riset diantara universitas anggota USIPP. Riset akan difokuskan pada lima bidang yakni eco art; keanekaragaman hayati dan biologi kelautan; energi, pangan, air, dan kesehatan; pemahaman lintas budaya dan hubungan internasional; serta manajemen risiko bencana.
“Tema besar riset adalah pembangunan berkelanjutan dan membangun masyarakat tangguh dan akan dikelompokkan dalam lima sub tema penelitian” jelas dosen jurusan Teknik Fisika UGM ini, Senin (16/6) dalam jumpa pers di MM UGM.
Agus menuturkan dalam konferensi para peneliti akan berdiskusi tentang peluang kerjasama riset yang mungkin dikerjakan kedepan. Nantinya hasil diskusi akan dituangkan dalam bentuk abstraksi penelitian.
“Hasil diskusi nantinya akan dituangkan dalam konsep paper penelitian. Tak hanya itu, kedepan juga diharapkan hasilnya dapat ditindak lanjuti dengan melakukan penelitian dan diterapkan di masyarakat,” paparnya.
Sementara Vice President for International Affairs Leigh University, Dr. Mohamed S.El-Aasser menyampaikan workshop dilakukan untuk membentuk pengetahuan baru dalam upaya menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. Sehingga riset yang akan dilakukan nantinya difokuskan pada bidang-bidang yang memiliki dampak langsung ke masyarakat luas.
“Riset dilakukan dengan asas resiprositas, saling melengkapi. Jadi tidak ada yang mendikte riset harus seperti apa,” terangnya.
Ditambahkan, workshop tidak hanya ditujukan untuk mengidentifikasi area riset bersama. Lebih dari itu, kegiatan juga untuk melatih para calon pemimpin masa depan yaitu mahasiswa program sarjana dan program pascasarjana yang nantinya akan ikut terlibat dalam penelitian.
“Sebenarnya tujuan besarnya adalah untuk melatih para pemimpin bangsa di masa depan,” tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskan El-Aasser workshop USIPP kali ini sebagai tindak lanjut dari upaya diplomasi antara masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat yang telah disepakati oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama tahun 2010 silam.
Keduabelas perguruan tinggi yang tergabung dalam USIPP sepakat bekerjasama dalam bidang pendidikan seperti penyelenggaraan summer program untuk mahasiswa anggota USIPP. Pelaksanaan summer program dilakukan secara timbal balik dengan mengirimkan para mahasiswa secara bergantian ke kedua negara tersebut untuk mempelajari demokrasi dan kebebasan beragama. Hingga kini, summer program telah memiliki 28 alumni dari kedua negara.
“Sekarang ada enam mahasiswa Amerika Serikat, dua diantaranya dari Leigh University yang sedang mengikuti summer program di Universitas Airlangga. Nantinya mereka bersama enam mahasiswa Indonesia juga akan belajar di Amerika,” terangnya. (Humas UGM/Ika)