Tepat pada peringatan hari kemerdekaan RI ke-69 yang lalu (17/8), Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Virtual (KAGAMA Virtual) melepaskan ratusan tukik (anak penyu) di pantai Goa Cemara, Patehan, Gadingsari, Sanden, Bantul. Acara ini digelar sebagai bentuk upaya pelestarian penyu yang habitatnya mulai terancam akibat ulah manusia. ”Kegiatan ini merupakan wujud tanggung jawab KAGAMA sebagai usaha mengembalikan ekosistem Pantai Laut Selatan DIY yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber plasma nuftah,” ungkap Sekjen Pengurus Pusat KAGAMA Prof. Dr. Ir.Budi Wignyosukarto, Dipl. H.
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama KAGAMA Virtual dengan Kelompok Konservasi Mina Raharja di Pantai Goa Cemara serta Kelompok Pelestari Penyu Pantai Pandansimo (KP4) di Pantai Baru Pandansimo. Tak hanya itu, kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang sedang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN). Agung Budiantoro, M.Si., ketua program KKN PPM UAD sebagai pendamping kelompok konservasi penyu Mina Raharja pantai Goa Cemara mengungkapkan bahwa upaya konservasi ini penting untuk dilakukan. “Dengan adanya Peraturan Bupati No. 284 tahun 2014, maka upaya konservasi penyu di Pantai Goa Cemara sudah ada payung hukumnya,” papar Agung yang juga merupakan anggota Kagama Virtual.
Dalam acara ini, sebanyak 250 ekor tukik dilepas bersamaan di bibir pantai. Pelepasan tukik dilakukan oleh 287 orang peserta yang terdiri dari Alumni UGM dan masyarakat umum. Koordinator KAGAMA Virtual Peduli Tukik, Muhammad Munawar berharap bahwa suatu saat nanti pelepasan tukik, baik di Pantai Gua Cemara maupun di pantai Baru Pandansimo, bisa menjadi wisata edukasi yang muncul dari masyarakat di sekitar pantai itu sendiri. “Kami mencoba mengkampanyekan gerakan ‘Satu Tahun Satu Alumnus Satu Tukik’,” jelas Muhammad.
Semangat Konservasi
Bentuk kepedulian terhadap kelestarian penyu tidak hanya muncul di Yogyakarta. Upaya pelestarian yang dilakukan Kavir sejak 2013 menginspirasi kegiatan serupa di Jawa Timur. Pada Sabtu (6/9), Keluarga Alumni Gadjah Mada Jawa Timur (Kagama Jatim) juga melepaskan 1000 tukik di Pantai Ngagelan Alas Purwo Banyuwangi. Jenis tukik yang dilepas di antaranya penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Pada kesempatan itu, KAGAMA Jatim mengemas acara dalam nuansa kerakyatan dan menyatu dengan alam. Sebab, acara ini juga dimaksudkan sebagai sarana berkumpul kembali para alumni yang telah lama tidak bertemu. Dengan menaiki Kereta Ekonomi Sri Tanjung, para peserta mulai berkumpul sambil menjemput teman-teman alumni yang dilewati rute kereta ini.
Selepas berkegiatan di penangkaran penyu semi alami di Pantai Ngagelan. KAGAMA Jatim juga mengunjungi kawasan mangrove Resort Bedul. Di sini para peserta bersampan ria menyusuri teluk dan sungai, serta singgah di pondok sentra penjualan makanan. Tak hanya itu, perjalanan-perjalanan menikmati keindahan alam juga dilanjutkan ke tempat-tempat lain seperti ke daerah Pancur yang terdapat banyak goa juga ke padang penggembalaan banteng merak.
Setidaknya, selain menjadi sarana berkumpul, kegiatan reuni yang diselenggarakan di tengah alam ini bisa meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan. “Semoga kegiatan ini dapat terus lestari dan menjadi contoh baik bagi civitas dan almamater UGM tercinta,” ujar Kepala Subdit Hubungan Alumni UGM, Dr. Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc.