Dalam rangka memperingati ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-69, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Virtual ( KAGAMA Virtual) berkerjasama dengan KKN UAD, Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP), dan kelompok konservasi Mina Raharja mengadakan kegiatan pelepasan tukik (anak penyu) pada Minggu, 17 Agustus 2014 sebagai upaya menjaga kelestarian penyu. Kegiatan dilakukan di pantai Goa Cemara Patehan, Gadingsari, Sanden, Bantul, pukul 16.00–selesai.
Acara pelepasan tukik kali ini juga melibatkan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang sedang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan tahun 2014 merupakan kegiatan tematik Konservasi Penyu. Tahun 2014 ini merupakan tahun ke-2 yang memiliki tema khusus Pemberdayaan Masyarakat Menuju Ekowisata Konservasi Penyu berbasis potensi lokal di Pantai Goa Cemara dan Pantai Baru. Ketua program KKN PPM ini adalah Agung Budiantoro, M.Si. yang juga merupakan anggota Kagama Virtual yang telah menjadi pendamping aktif kelompok konservasi penyu Mina Raharja pantai Goa Cemara sejak 2011 dan kelompok pemuda pelestari penyu Pandansimo (KP4) Pantai Baru sejak 2012. Di Pantai Goa Cemara sendiri sejak tahun 2011 sudah dilepaskan sekitar 3.500 tukik dan merupakan pantai yang paling banyak melepaskan tukik di Bantul. LebihlanjutAgungmengatakanbahwa’ “Dengan adanya Peraturan Bupati No. 284 tahun 2014 yang salah satunya berisi tentang zona inti konservasi penyu sepanjang 500 meter di Pantai Goa Cemara, maka upaya konservasi penyu di Pantai Goa Cemara sudah ada payung hukumnya. Sebenarnya pendaratan penyu ada di sepanjang pantai selatan Bantul yang membentang 14,7 km, sehingga tempat lain—walaupun bukan zona inti pendaratan, tetap harus dilakukan konservasi penyu, termasuk yang sudah lama dilakukan di Pantai Samas, Pantai Baru Pandansimo, dan yang terbaru di Pantai Pelangi”.
Sekjen Pengurus Pusat KAGAMA Prof. Dr. Ir.Budi Wignyosukarto, Dipl. H., mengatakan, ”Kegiatan ini merupakan wujud tanggungjawab KAGAMA untuk mencoba mengembalikan ekosistem Pantai Laut Selatan DIY yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber plasma nuftah. Kegiatan ini sangat sesuai dengan Visi KAGAMA mengoptimalisasi peran jaringan alumni dalam rangka membantu penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara; termasuk untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Kegiatan ini melibatkan masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam konservasi penyu, baik dalam merawat sejak induk penyu bertelur sampai tukik siap dilepas ke laut maupun mengadopsi tukik yang mau dilepas.”
Tukik yang dilepaskan di hari kemerdekaan ini sebanyak 250 ekor. Kegiatan ini diikuti oleh 287 orang yang terdiri dari Alumni UGM dan masyarakat umum, sebanyak 149 orang dewasa dan 138 anak-anak.Anak-anak perlu dikenalkan kegiatan pelestarian satwa yang terancam punah agar sejak dini mereka bisa mencintai alam dan menjaga sebaik-baiknya.“Anak akan mempunyai pengalaman terlibat langsung dalam kegiatan konservasi secara menyenangkan. Ini akan menjadi koleksi ingatan yang menetap dalam pikiran anak. Selain sebagai sarana belajar yang menyenangkan, kegiatan ini bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Orang tua bisa memanfaatkannya untuk mengakrabkan kebersamaan keluarga sekaligus memotivasi anak mempelajari dan menghormati lingkungannya. Menanamkan patriotisme ke anak salah satunya dengan cara menjaga kelestarian alam Indonesia sehingga anak akan makin mencintai tanah airnya. Apalagi penyu hanya dapat bertahan hidup di lingkungan yang bersih” ungkap Koordinator Sekretariat dan Edukasi Kagama Virtual Peduli Tukik, Fitri Andyaswuri.
Kegiatan ini sebetulnya telah beberapa kali dilakukan, dimulai sejak 2013, kemudian pada tahun 2014 ini telah diselenggarakan sebanyak 4 kali dan telah melepaskan tukik sebanyak 900 ekor di Pantai Baru dan Pantai Goa Cemara. Penyu merupakan satwa yang terancam punah dan dilindungi hukum Indonesia maupun Internasional. Namun sayangnya, masih banyak orang yang memanfaatkan penyu untuk kepentingan pribadi. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya menjaga kelestarian penyu yang nyaris punah dan membangun kesadaran masyarakat agar turut menjaga kelestarian penyu khususnya, dan alam pada umumnya.
Muhammad Munawar, koordinator KAGAMA Virtual Peduli Tukik berharap, “suatu saat nanti pelepasan tukik baik di Pantai Gua Cemara maupun di pantai Baru Pandansimo bisa menjadi wisata edukasi yang muncul dari masyarakat di sekitar Pantai itu sendiri. Kegiatan pelepasan tukik juga mengkampanyekan gaya hidup peduli lingkungan. Kami mencoba mengkampanyekan gerakan ‘Satu Tahun Satu Alumnus Satu Tukik’.”
KAGAMA Virtual menggandeng Kelompok Konservasi Mina Raharja di Pantai Goa Cemara dan Kelompok Pelestari Penyu Pantai Pandansimo (KP4) di Pantai Baru Pandansimo, keduanya merupakan kelompok terlatih yang melakukan monitoring pendaratan penyu yang hendak bertelur semi alami serta menjaga telur sampai menetas dan siap untuk dilepas ke laut. KAGAMA Virtual berkontribusi dalam mengadopsi tukik yang akan dilepas kembali ke habitatnya. Program adopsi tukik membutuhkan biaya cukup tinggi, sehingga kontribusi dari masyarakat sangat diperlukan. “Tahap pertama yang bisa dilakukan adalah meyakinkan bahwa cash flow untuk adopsi tukik sudah tidak menjadi kendala.” Jelas Munawar. KAGAMA Virtual mengajak para alumni dan masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam mengadopsi tukik dengan memberikan donasi suka rela untuk kemudian dipercayakan kepada pihak yang kompeten dalam monitoring tukik. Kontribusi adopsi tukik melalui Bank Mandiri nomor 137-00-0230620-3 a.n Eka Priastana Putra (mohon kirim pemberitahuan setelah transfer ke 08122710536). Yang berminat ikut melepas tukik, bisa menghubungi Muhammad Munawar (08157986896) atau Fitri Andyaswuri (08156870929).
KAGAMA Virtual sebagai komunitas alumni UGM dunia maya yang memiliki komitmen dan kepedulian pada kegiatan dan kontribusi aktif di dunia nyata telah membuktikan bahwa kegiatan-kegiatannya sangat bermanfaat dan berkelanjutan. “Kali ini dengan semangat KEMERDEKAAN, KaVir—begitu grup ini dikenal, melanjutkan kegiatan MEMERDEKAKAN TUKIK-TUKIK sebagai realisasi kepedulian pada upaya konservasi dan keberlanjutan pada keseimbangan alam kehidupan. Kegiatan ini semoga dapat terus dilestarikan dan menjadi contoh baik bagi sivitas dan almamater UGM tercinta.” ujar Kepala Subdit. Hubungan Alumni UGM, Ahmad Agus Setiawan.