Sukses dapat diraih jika seseorang memiliki kecerdasan, bakat, kegigihan, kerja keras, dukungan dari lingkungan, serta memiliki kesiapan untuk beruntung. Keenam hal tersebut menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam berkarir. Demikian penjelasan AM Lilik Agung, pengelola LA Learning yang didapuk menjadi pembicara dalam pembekalan calon wisudawan program pascasarjana UGM, Rabu (22/10) di Grha Sabha Pramana UGM. Menurutnya, mengandalkan kecerdasan saja tidak cukup. “Tidak sedikit orang cerdas yang sulit mendapatkan kesuksesan. Sebab hal tersebut tidak diikuti dengan kelima hal lainnya,” terangnya.
Lilik mencontohkan, Christoper Langan yang memiliki IQ 195 melebihi Albert Einstein justru tidak menuai kesuksesan dalam hidupnya. IQ tersebut tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Kegagalan demi kegagalan justru didapati Langan mulai dari kehilangan beasiswa di Reed College Oregon hingga putus kuliah dari Montana State University. “Seorang Christoper Langan dengan kecerdasan superior akhirnya hanya menjadi tukang kebun di tempat ia pernah mengambil kuliah dulu,” papar alumnus Sekolah Vokasi UGM ini.
Sementara itu, dr. May Valzon, M.Med., Sc., Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab Aceh yang menjadi pembicara selanjutnya membagi pengalaman dalam bekerja. Alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini mengungkapkan bahwa ia sempat merasa kaget saat awal memasuki dunia kerja. Kondisi di dunia kerja berbeda dengan suasana di lingkungan kampus. Sebagai seorang dokter, saat mengajar di universitas ia tidak pernah terpikirkan akan bekerja mengurusi persoalan di luar dunia kedokteran. “ternyata harus mengurus berbagai hal, misalnya jabatan struktural dan lainnya,” kata pria berusia 30 tahun ini.
Meskipun tidak memiliki pengetahuan sama sekali mengenai organisasi, Valzon menambahkan, ia tidak patah semangat. Valzon menganggap hal itu menjadi sebuah tantangan yang harus diselesaikannya. Kerja kerasnya pun membuahkan hasil. Ia mulai dipercaya menduduki jabatan di tempatnya bekerja. Bahkan, kini ia dipercaya mengemban amanah menjadi pucuk pimpinan di Fakultas Kedokteran dalam usia yang relative muda. “kalau ada tantangan yang bahkan kita belum pernah mengerjakannya, tetapi selama itu bisa dipelajari, terima saja karena itu pasti akan bernilai nantinya,” terangnya.