Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) XII Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/11) malam. Upacara pembukaan Munas KAGAMA tersebut dilakukan di Grand Clarion Hotel, Kendari. Nampak hadir dalam acara pembukaan Munas KAGAMA tersebut Ibu Iriana Joko Widodo, Ketua Umum PP KAGAMA Sri Sultan HB X, Mensesneg Prof. Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono, Menteri Pertanian dan Kedaulatan Pangan Andi Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Wagub Kepulauan Riau Suryo Respationo.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan kebanggaannya sebagai anggota KAGAMA dan bisa membawa harum almamater dengan menjadi Presiden. Alumni UGM menurut Jokowi memiliki potensi yang handal terbukti dari banyaknya usulan ketika menyusun Kabinet Kerja lebih dari lima puluh persen usulan calon menteri berasal dari alumni UGM.
“Saya adalah Presiden ketujuh di Indonesia. Selain itu saya adalah Presiden pertama yang berasal dari UGM,” kata Jokowi.
Meskipun usulan calon menteri Kabinet Kerja banyak berasal dari alumni UGM, Jokowi mengaku tidak menggunakan ‘aji mumpung’. Ada lima alumni UGM yang menempati posisi menteri maupun wakil menteri, yaitu Mensesneg, Menteri PU dan Perumahan Rakyat, Menteri Luar Negeri, Menteri Dikdasmen dan Kebudayaan serta Wakil Menteri Keuangan.
“Menteri harus kerja keras dan punya target misalnya dalam mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun. Atau berapa bendungan harus bisa dibangun dalam satu tahunnya,” tambah Jokowi.
Pada kesempatan itu Jokowi juga sempat menyinggung potensi maritim yang dimiliki Indonesia. Keseriusan Indonesia dalam membangun tol laut serta poros maritim dunia ternyata menjadi daya tarik negara lain. Terbukti dari kunjungan maupun pertemuan dengan beberapa pemimpin dunia mereka selalu menyinggung hal tersebut.
“Kita punya tiga arteri poros maritim yang diperlukan semua negara. Fokus kita ke sana,” urainya.
Selain itu Jokowi juga menyampaikan rencana pengalihan subsidi BBM ke sektor lain yang lebih tepat, seperti sektor kesehatan maupun infrastruktur. Ia memberikan gambaran selama lima tahun terakhir subsidi BBM di Indonesia mencapai 714 trilyun, sedangkan untuk infrastruktur hanya 577 trilyun dan 202 trilyun untuk sektor kesehatan. “Makanya kita akan alihkan dari hal-hal yang konsumtif ke produktif,” tegas Jokowi.
Ketua Umum PP KAGAMA, Sri Sultan HB X menghimbau kepada seluruh anggota KAGAMA untuk mencontoh sikap kerakyatan dan kebangsaan yang telah dilakukan Jokowi. Sri Sultan juga berharap Presiden Jokowi bisa membawa Indonesia berdaulat dan mandiri.
“Sifat kerakyatan dan kebangsaan Presiden Jokowi semoga bisa menjadi virus bagi anggota KAGAMA sehingga berdampak pada program kerja yang bermanfaat bagi bangsa,” harap Sri Sultan.
Sementara itu sebelumnya Ketua Panitia Munas KAGAMA XII, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip.HE.DEA menyatakan bahwa KAGAMA bukanlah suatu gerbong atau vehicle untuk meraih kekuasaan. Dengan demikian siapa pun pemerintahan yang memimpin Indonesia, KAGAMA selalu siap memberikan sumbangsihnya.
“Baik itu orde lama, orde baru, reformasi atau masa kabinet kerja saat ini, KAGAMA selalu siap untuk berperan aktif,” tutur Sunjoto.
MUNAS XII KAGAMA yang mengambil tema Revitalisasi Negara Maritim yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian ini berlangsung 6-9 Nopember mendatang. Beberapa kegiatan yang digelar dalam MUNAS diantaranya seminar, laporan pertanggung jawaban Ketua Umum PP KAGAMA serta pemilihan Ketua Umum KAGAMA periode 2014-2019. (Humas UGM/Satria)