Seorang sarjana harus terjun langsung ke masyarakat dan melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat dan Bangsa. Begitulah pesan utama yang disampaikan oleh para pembicara dalam pembekalan wisuda lulusan master dan doktor pada periode April 2015 di Graha Sabha Pramana UGM. Acara yang digelar pada 22 April 2015 tersebut menghadirkan pembicara Danang Giriwardana, Ketua Ombudsman RI, dan Dr. Ritmaleni, S.Si., Dosen Fakultas Farmasi UGM yang berhasil meraih penghargaan dari Elsevier Foundation 2014.
Di hadapan 1.478 calon wisudawan, Danang menyampaikan wejangan agar para sarjana mampu turun langsung menerapkan ilmunya untuk masyarakat. Menurutnya, berkontribusi harus sepenuh hati dan aksi. Jika hanya setengah-setengah tidak akan ada hasil yang diraih.“Percuma UGM memiliki lulusan sarjana yang banyak, namun tidak punya kontribusi untuk masyarakat,” ujarnya.
Danang juga memaparkan bahwa sebanyak 63 persen lulusan sarjana di berbagai perguruan tinggi di Indonesia tidak mendapatkan pekerjaan. Pasalnya angka pertumbuhan serapan tenaga kerja sekitar 0,4 persen kenaikannya setiap tahun. “Banyak sarjana yang menjadi pengangguran terdidik,” ungkapnya. Danang mengharapkan agar lulusan perguruan tinggi berkontribusi menciptakan lapangan kerja baru sebagai seorang wirausahawan. “Jangan berpikir sebagai pelamar pekerjaan, tetapi harus berpikir menciptakan pekerjaan dan melamar orang untuk bekerja dengan kita,” sarannya.
Sementara itu Ritmaleni bercerita tentang penghargaan yang diterimanya dari Elsevier Foundation sebagai peneliti perempuan di bidang kimia yang berada di negara berkembang. Penghargaan ini hanya diraih oleh lima peneliti di seluruh dunia yang berdedikasi dalam dunia sains. “Saya sering gagal saat mengikuti kompetisi sains, namun saya belajar dari kesalahan itu hingga saya mampu mendapat penghargaan ini,” katanya.
Ritmaleni berpesan bahwa mendapatkan gelar sarjana di UGM bukanlah tujuan akhir. Gelar sarjana adalah awal untuk berbuat kebaikan di masyarakat dan berprestasi pada karier. “Mendapatkan ijazah dari kampus biru bukan tujuan, tapi batu loncatan untuk berbuat lebih baik,” tegasnya.