Kabar meninggalnya alm. Eka Mayasari (27), alumni UGM D3 Sastra Inggris angkatan 2005, di kamar kos pada Sabtu (2/5) sempat menjadi berita hangat di media lokal dan nasional dalam beberapa hari terakhir. Namun rupanya ada beberapa fakta meleset seputar kejadian yang sudah beredar luas. Novianto, kakak kandung almarhum menghubungi Kantor Alumni UGM untuk meminta bantuan mengklarifikasi poin-poin tersebut.
Hingga saat ini penyebab meninggalnya Eka pun belum dapat diketahui secara pasti. Pihak keluarga masih menunggu hasil otopsi dari RS Sardjito Yogyakarta. Kasus pun masih dalam tahap penyidikan dan pengembangan Kapolda DIY. “Kami cuma bisa tunggu kabar dari Bareskrim soal ini,” paparnya. “Yang saya sesalkan, mengapa bisa keluar berita yang seperti itu. Padahal tidak ada yang melihat kondisi adik saya itu kecuali saya, adik bungsu, serta ibu saya,” ungkap Novianto di Kantor Alumni UGM pada Kamis (7/5) pagi.
Di berbagai media online, Eka santer dikabarkan menjadi korban pembunuhan dan perkosaan. “Kepolisian saja belum keluarkan pengumuman resmi. Kasihan adik saya,” ujarnya terkait perkembangan berita kasus di media. Sekarang bahan pemberitaan bahkan sudah merambat ke latar belakang keluarganya. “Padahal saya dan keluarga tidak pernah wawancara dengan media manapun,” ungkap pemuda asal Riau ini.
Sekretaris Direktorat Kemitraan, Alumni dan Urusan Internasional Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc yang hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa UGM sebagai institusi tempat almarhum dulu pernah menuntut ilmu akan mendukung usaha keluarga mengklarifikasi berita yang ada. “Harapannya nanti bisa keluar berita yang objektif, dan tidak memberatkan keluarga,” ujar Danang. Kepala Bidang Humas UGM Wiwit Wijayanti kemudian menambahkan, “Kami akan bantu untuk mempertemukan pihak keluarga dengan wartawan yang bisa dipertanggungjawabkan.”
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan hari ini, Novianto dan adik bungsunya dijadwalkan akan memberikan keterangan yang lebih lengkap ke wartawan pada Jumat (8/5) pagi di kediamannya di daerah Gedongkuning, Yogyakarta.