Beragam cara dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia ke-70. Kamis (13/8), Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Virtual (Kagama Virtual) punya cara unik untuk memperingati hari bersejarah tersebut. Menjelang matahari terbenam, puluhan peserta yang hadir berbaris rapi di bibir Pantai Baru Pandansimo, Bantul. Lalu masing-masing peserta mengambil satu per satu tukik (anak penyu) yang ditaruh dalam mengkok-mangkok kecil. Dengan komando, puluhan tukik nan lucu itu dilepas ke laut berbarengan. Tukik-tukik itu pun segera berlari menuju terjangan ombak menuju lautan bebas.
Acara ini terselenggara atas kerjasama Kagama Virtual dan Kelompok Pemuda Pecinta Penyu Pandansimo (KP4). Tak hanya itu, kegiatan ini dihadir oleh Bupati Bantul, Hj. Sri Surya Widati dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta yang sedang menempuh Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam acara ini, sebanyak 60 ekor tukik berjenis penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea) dilepas bersamaan di bibir pantai.
Ibu Ida, sapaan akrab Bupati Bantul, mengatakan bahwa acara ini bermanfaat untuk melindungi dan melestarikan penyu langka di Indonesia. “Saya pikir ini tanggung jawab bersama masyarakat Indonesia menjaga penyu agar tidak sampai punah,” ujarnya. Ibu Ida mengharapkan kegiatan ini mampu menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk mencintai lingkungannya. “Saya harap ke depannya melestarikan penyu dapat menjadi budaya masyarakat,” ujarnya.
Agung Budiantoro, M.Si., staf pengajar dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pun turut mengungkapkan bahwa penyu yang dilepas pada acara ini merupakan spesies yang mulai langka. “Kampanye dan edukasi pelesetarian penyu harus digalakkan kepada masyarakat untuk melindungi hewan ini,” ujar Agung yang merupakan anggota Kagama Virtual. Koordinator Kagama Virtual, Muhammad Munawar berharap pelepasan tukik di Pantai Baru Pandansimo bisa menjadi wisata edukasi dari masyarakat di sekitar pantai itu sendiri. “Kami mencoba mengkampanyekan gerakan ‘Satu Tahun Satu Alumnus Satu Tukik’,” ujar Muhammad.