Demi mewujudkan kedaulatan air, tata kelola sumber daya air di Indonesia harus diperhatikan. Kekurangan air di berbagai daerah menjadi problema ketika kemarau tiba. Persoalan kekurangan air bisa berimbas ke persoalan baru. Mulai dari pasokan hasil pertanian yang menurun drastis, hingga terjadinya kebakaran lahan yang berdampak bagi kesehatan. Karenanya, tata kelola infrastruktur manajemen air mutlak diperlukan.
Demikian persoalan yang mengemuka dalam acara Diskusi ‘Teraskita’ edisi Hari Kemerdekaan Indonesia ke-70 pada Sabtu (22/8). Dialog yang mengambil tema ‘Merdeka 70 Tahun, Wujudkan Kedaulatan Air’ terselenggara atas kerja sama PP Kagama, Radio Sonora dan Kompas Gramedia.
Mengambil tempat di Balairung UGM, diskusi ini menghadirkan Dr. Ir. Basoeki Hadimoeljono, M.Sc (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Andi Eka Sakya (Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Pending Dadih Permana (Kepala Badan Penyuluhan Kementerian Pertanian), Arief Yuwono (Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sunaryo (Staf Ahli Gubernur Jawa Tengah), dan Azwar Maas (Guru Besar Fakultas Pertanian UGM). Acara ini dimoderatori oleh Pemimpin Redaksi Kompas, Budiman Tanuredjo.
Basuki Hadimuljono bercerita bahwa kini mimpi anak-anak Indonesia adalah mendapatkan akses air bersih yang mudah. Akses terhadap air masih serba kurang serta masih minimnya infrastruktur dalam mendukung ketersediaan air. Menurut Basuki, jika Indonesia ingin berdaulat air, maka dibutuhkan lebih banyak tampungan air seperti waduk. Pemerintah sendiri telah menargetkan pembangunan 49 waduk baru hingga 2019. “Saat ini baru 10% irigasi berasal dari waduk, akan kita tingkatkan menjadi 20%,” papar Basuki.
Sementara Sunaryo mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sedang berupaya meminimalisir kekeringan saat kemarau tiba. Pemerintah Jawa Tengah sedang gencar memperkenalkan program gerakan memanen air hujan. “Upaya dropping air hujan bisa bermanfaat untuk mengatasi kekeringan saat kemarau tiba,” ujarnya. Pemprov Jawa Tengah dalam waktu dekat juga akan menyelenggarakan Kongres Sungai Indonesia. “Kongres ini menjadi momentum gerakan kepedulian bersama agar sungai tetap lestari,” tambah Sunaryo.