YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada anugerahkan gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) bidang pembangunan sosial kepada Gubernur Gyongsambuk-do, Korea Selatan, Kim Kwan-yong. Gelar ini diberikan kepada Kim Kwan-yong atas keberhasilannya sebagai penggerak ‘Saemaul Undong Movement’ atau gerakan spritualitas desa baru untuk pengentasan kemiskinan di Korea. Dalam tiga kali masa kepemimpinannya, Kim Kwan-yong dinilai mampu mendesain kebijakan publik berbasis gerakan Saemaul Undong untuk pemberantasan kemiskinan di desa-desa provinsi Gyongsangbuk-do. Desa-desa kecil ang awalnya miskin mampu didorong dan dibangkitkan semangatnya untuk mengembangkan ekonomi masyarakat desa lewat pertanian dan industri secara seimbang.
Dalam pidato sambutannya, Kim mengatakan 70 tahun lalu negara Korea merupakan salah satu negara termiskin di dunia, namun sekarang menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita 28 ribu dolar. “Yang berhasil membentuk Korea seperti ini, tidak lain adalah konsep pembangunan Saemaul undong,” kata Kim Kwan-yong usai penganugerahan gelar doktor di ruang balai senat UGM, selasa (1/9).
Menurut Kim, konsep Saemaul Undong sudah ditelorkan sejak 1960-an namun masih tetap sesuai dipraltekkan dengan kondisi sekarang, pasalnya masyarakat global dihadapkan persoalan kemiskinan dan kelaparan akibat dampak dari pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan. “Konsep Saemaul undong setidaknya berhasil menjadikan Korea berhasil mengentaskan kemiskinan kini menjadi rujukan dunia,” ujarnya..
Saat ini, kata Kim, pihaknya sudah bekerja sama dengan dengan sembilan negara dan 27 desa dalam mengentaskan kemiskinan. Dalam kesempatan itu, Kim juga mengapresiasi konsep Trisakti yang dahulunya digagas oleh Presiden Soekarno sekarang digaungkan kembali oleh presiden Joko Widodo. Menurut Kim, Trisakti dan Saemaul Undong, merupakan dua konsep yang mampu mempererat hubungan kerja sama antar kedua negara. “Di masa depan kerja sama budaya, pertanian, pengetahun dan industri antara Indonesia dan Korea akan semakin menguat,” ujarnya.
Sementara ketua tim promotor pemberian gelar doktor kehormatan, Prof. Dr. Moh. Mochtar Masoed, mengatakan konsep saemaul undong pada masa kepemimpinan Kim Kwan-yong tidak hanya diterapkan di wilayahnya, namun praktek secara pengetahuan diajarkan dalam dunia pendidikan. “Beliau berhasil membangun institusi pengajaran Saemul Undong secara internasional, bisa menyebar ke negara lain melalui mekanisme akademik dan skema pembagunan,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan pemberian gelar doktor kehormatan kepada Kim Kwan-yong merupakan yang ke-23 kalinya diberikan UGM kepada tokoh nasional dan internasional. Sebelumnya UGM telah memberikan gelar kehormatan kepada Djoko Kirmanto pada tahun 2014, Sri Sultan Hamengku Buwono X tahun 2011, dan WS Rendra tahun 2008. Secara keseluruhan, gelar doktor kehormatan telah diberikan kepada 10 orang tokoh dari luar negeri dan 13 orang tokoh dari dalam negeri. Adapun Kim Kwan-yong merupakan warga Korea pertama yang mendapat gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada. (Humas UGM/Gusti Grehenson)