Kantor Alumni Universitas Gadjah Mada menggelar seminar Career Talks and Explorations #5 bertajuk “A Nightmare: Big Dream and Bad Team” pada Rabu (30 /9) pagi. Acara ini digelar di ruang 225 Sekolah Vokasi UGM dengan menghadirkan Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D sebagai pembicara. Guru besar Fakultas Psikologi UGM ini memberi bekal kepada para mahasiswa yang hadir untuk bisa bekerja dalam tim. Tema ini diangkat karena di dunia pekerjaan, kecapakan dalam bekerja sama dalam tim selalu dibutuhkan.
Mengawali materi, Prof. Ancok mengingatkan kepada peserta bahwa dalam waktu dekat masyarakat akan dihadapkan pada tantangan yang berat. Pada 2015, Indonesia akan masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan pada 2020 akan memasuki pasar bebas dunia. Ketika kebijakan pasar bebas ini diterapkan, orang-orang di kawasan ASEAN dan dunia bisa masuk bekerja di kawasan Indonesia dengan mudah. Seluruh masyarakat dunia bisa mengambil pekerjaan kita tanpa ijin lagi. “Jadi kita perlu mempersiapkan apa saja yang mendukung keberhasilan kita berkompetisi mencari kerja,” terangnya.
Di sisi lain, ada prediksi bahwa masa depan ekonomi dunia pada 2040 berada di Asia, tidak lagi di Eropa atau Amerika. Indonesia diprediksi masuk dalam empat besar penguasa ekonomi setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. “Tapi yang jadi pertanyaan, kekayaan itu milik siapa karena itu semua dihitung dari produk domestik bruto,” tutur Ancok sambil membeberkan banyak hal yang sudah dikuasai asing. Pada titik ini, ia lantas menyindir masyarakat Indonesia yang tidak skeptis dengan kondisi tersebut.
Ancok melanjutkan bahwa kesuksesan seseorang berawal dari cara berpikir yang baik. Mengutip buku yang ditulis oleh Thomas Lickona, ia mengatakan, “hati-hatilah anda dengan pikiran anda karena pikiran anda akan menentukan perkataan anda. Hati-hatilah anda dengan perkataan anda karena perkataan anda akan menentukan perbuatan anda. Hati-hatilah anda dengan perbuatan anda karena perbuatan anda akan menentukan watak anda. Hati-hatilah dengan watak anda karena watak anda akan menentukan nasib anda.” Intinya, apa yang anda pikirkan akan berpengaruh terhadap nasib anda. Ini seperti sugesti diri dalam teori psikologi.
Sikap personal seseorang inilah yang juga berperan dalam keberhasilan dalam tim. Ada enam modal manusial yang mendukung efektivitasnya. Keenamnya adalah modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etik, dan kesehatan. Modal intelektual berkait dengan pengetahuan yang dimiliki maupun keluasan wawasan. Modal emosional berkaitan dengan kestabilan emosi, empati pada orang lain, dan kemampuan memahami orang lain. Sedangkan modal sosial adalah relasi dan hubungan sosial antarmanusia. Dalam menghadapi kesulitan pun kemampuan menghadapi kesulitan juga diperlukan.
Selanjutnya Ancok mengatakan bahwa produktivitas kerja tim ditentukan dan sangat tergantung kemampuan kerjasama dalam tim. Sebab organisasi adalah kumpulan manusia yang saling bekerja sama. Manusia perlu menanamkan dalam dirinya bahwa hidup di dunia sangat memerlukan kerjasama dengan orang lain. “Orang mati saja butuh orang lain untuk memandikan jenazah dan menguburkan,” ujarnya.
Agar kerja sama ini bisa berjalan, mindset untuk mengembangkan budaya “kita” perlu diterapkan. Budaya “kita” menegasikan budaya “kami” atau budaya “saya”. Mengembangkan budaya ini membangun rasa ketergantungan, kerjasama, proses lateral dalam “sharing informasi”, pengambilan keputusan, dan langkah kerja operasional. Kerjasama dalam budaya “kita”, lanjut Ancok, akan memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan kerja sendiri-sendiri dalam menghadapi tantanga bisnis yang semakin kompleks. “Budaya kita akan berkembang pesat bila perangkat organisasi saling mendukung dan ada upaya terus menerus membangun semangat kerjasama sinergetik,” tergasnya.