Pernahkan Anda menonton Film yang berjudul ‘Yes Man’? Film komedi dari Amerika Serikat yang dibintangi oleh komedian terkenal, Jim Carrey ini mengangkat kisah hidup Danny Wallace, seorang pengarang asal Inggris. Sebelum diangkat menjadi film, awalnya cerita ini ditulis dalam sebuah buku berjudul ‘The Yes Man’ yang diterbitkan tahun 2005 dan ditulis sendiri oleh Danny Wallace.
Film ‘Yes Man’ berkisah tentang seorang karyawan bernama Carl Allen dalam menjalani kehidupan yang membosankan. Bagiya, pekerjaan adalah sebuah rutinitas yang membosankan. Sebetulnya, bukan karena dia tidak memiliki pekerjaan yang baik atau memiliki tampang yang kurang tampan, melainkan memiliki pola pikir yang negatif. Ia selalu pesimis dalam memandang hidup. Paradigma tersebut terlihat dari sikapnya yang selalu menolak dan mengatakan tidak pada setiap ajakan atau kesempatan yang diberikan, baik oleh atasannya atau oleh teman-temannya. Rupanya sikap itulah yang membuat karier tidak cemerlang, bahkan hidupnya monoton tanpa gairah.
Pada suatu hari, Carl Allen diajak untuk mengikuti suatu seminar motivasi yang diyakini bisa membuat hidupnya menjadi lebih bergairah. Sang motivator menawarkan suatu perjanjian ‘aneh’ yaitu harus selalu mengatakan ‘Iya’ pada setiap ajakan, tawaran, atau permintaan dari siapa pun. Jika dilanggar maka hidupnya akan sial. Singkat cerita, setelah Ia selalu mengatakan ‘Iya’ pada setiap ajakan dan permintaan, dari mulai menyanggupi tugas lembur atasannya, hingga menyanggupi ajakan pesta teman-temannya, ternyata hidupnya berubah total menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Mengatakan ‘Iya’ pada setiap permintaan, perintah dan ajakan memang tidak mudah. Ego seseorang yang memiliki penilaian sendiri menjadi faktornya. Apakah itu menguntungkan atau merugikan diri sendiri? Nah, bicara soal kesetiaan, dalam lingkup dunia kerja, kata yang pas bagi orang yang setia pada perusahaan adalah memiliki loyalitas.
Menurut Sigit Risat, seorang motivator dan Career Coach, Loyalitas berasal dari kata dasar loyal yang berarti setia atau patuh. Istilah loyalitas ini sering didefinisikan bahwa seseorang akan disebut loyal atau memiliki loyalitas yang tinggi jika mau mengikuti apa yang diperintahkan. Pada sekitar tahun 1995, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Psikologi dan dan Neourologi , Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan Emosi atau yang dikenal dengan singkatan EQ. konsep ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional berperan sangat penting bagi kesuksesan seseorang dalam berkarier. Salah satu ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosi adalah mereka tidak mementingkan diri sendiri atau egois.
Sigit Risat menambahkan bahwa mereka yang tulus dalam melakukan tugasnya dan loyal pada perusahaannya. Dengan kata lain, seseorang yang loyal kepada pimpinan dan perusahaannya, secara umum memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses dibandingkan dengan mereka yang tidak loyal. Banyak ahli spiritual/agama yang mengatakan bahwa para nabi tidak pernah mengatakan ‘tidak’ saat diperlukan dalam berbagai hal. Mereka selalu mengatakan ‘Iya’ walau harus mengorbankan kepentingan dirinya. Walaupun harus melelahkan bagi dirinya. Kenapa mereka melakukan itu? Karena mereka loyal pada Tuhannya. Mereka selalu ingin melayani makhluk ciptaan-Nya. Jika Anda menjadi ‘Yes Man!’ dalam pengertian sepertii ini, Anda termasuk dalam kategori orang yang loyal atau setia. Anda juga tidak hanya memiliki Kecerdasan Emosi, melainkan juga memiliki Kecerdasan Spiritual.