Sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis UGM ke-66, Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI) menyelenggarakan dinner alumni di Balairung UGM, Jumat (11/11). Para alumni dari berbagai angkatan dan kalangan berkumpul untuk mempererat tali persaudaraan sambil mengenang masa-masa kuliah di UGM. Ganjar Pranowo yang dalam Munas KAGAMA lalu dipilih menjadi ketua umum KAGAMA pun turut hadir.
Acara ini digelar dengan konsep yang santai. Melalui sambutannya, Ganjar mengakatan dengan bercanda bahwa ia tidak masalah apabila sambutannya tidak didengar oleh para hadirin. “Kalau berkumpul seperti ini maunya teman-teman berbincang masing-masing untuk melepas rindu dan mengenang situasi saat mahasiswa dahulu,” ujarnya.
Di sisi lain, Dwikorita mengabarkan kondisi terkini di universitas. Ia menyoroti perkembangan akademik dan dunia kemahasiswaan saat ini. Menurutnya, sistem pendidikan kita saat ini belum mengakomodasi kepentingan ekstrakulikuler. Tidak bisa dipungkiri, para alumni yang hadir saat ini dahulu dihadapkan pada ancaman kelulusan yang lama ketika aktif di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Untuk itu, UGM saat ini sedang menyiapkan kurikulum dengan menyediakan angka kredit untuk mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan. “Jadi mahasiswa seperti pak Ganjar yang aktif ini juga bisa lulus cepat,” ujarnya. Dwikorita menambahkan bahwa untuk meningkatkan kualitas kegiatan kemahasiswaan, Gelanggang Mahasiswa sebagai pusat kegiatan mahasiswa berencana untuk dipercantik.
Dwikorita juga mengajak para alumni untuk turut serta memajukan almamater. Salah satu peran alumni yang sedang digalakan adalah dengan menghimpun para alumni untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu dalam mencukupi biaya kuliahnya. Beasiswa KAGAMA adalah salah satu wujud kepedulian tersebut. Bantuan yang diberikan berupa biaya pendidikan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Jumlah beasiswa yang diberikan pada tahun ini baru dapat diberikan kepada 36 orang.
Faizal Akbar, Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan 2012 adalah satu diantara mahasiswa penerimanya. Ia mengatakan bahwa selama ini ia hidup melalui satu beasiswa ke beasiswa yang lain. Ia merupakan salah satu mahasiswa yang berprestasi dan aktif di kegiatan kemahasiswaan. Ia turut bersyukur menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut. “Beasiswa ini mengajarkan kepada saya bahwa sesukses apapun kita nanti kita jangan melupakan tempat dimana kita berjuang dahulu. Bahwa ketika sudah sukses, kita juga harus membantu mahasiswa dan orang-orang yang kesusahan,” ujarnya. [Khairul]