Jepang adalah salah satu negara di kawasan Asia Timur yang memiliki perkembangan ekonomi paling baik saat ini. Meskipun negara ini pernah dibumihanguskan pada perang dunia kedua dan menghadapi berbagai bencana alam besar, Jepang tetap bisa bertahan dan sukses bangkit untuk menunjukkan tajinya menguasai perekonomian dunia.
Keberhasilan negara yang terkenal dengan keindahan bunga sakuranya ini tentu tak terlepas dari filosofi dan etos kerja yang dianut oleh masyarakatnya. Ada banyak faktor yang membuat bangsa Jepang lebih maju. Berikut adalah lima etos kerja yang dipegang teguh oleh masyarakat jepang hingga saat ini.
- Pekerja keras
Orang Jepang dikenal pekerja keras dan profesional. Mereka tidak mudah menyerah dalam mendapatkan sesuatu. Berdasarkan penelitian, terlihat bahwa orang Jepang bekerja lebih lama daripada orang lain. Data yang dilansir veryfund.co mengungkapkan bahwa para pekerja Jepang bekerja selama 2.450 jam/ tahun. Sementara Amerika Serikat lama bekerja hanya sebesar 1.957 jam/ tahun dan di UK sekitar 1.911 jam/ tahun. Data di atas memperlihatkan bagaimana orang Jepang selalu berusaha memberikan dedikasi dirinya baik dari segi kuantitas dan kualitas. Filosofi ini tentu dapat kita terapkan dalam diri masing-masing jika ingin sukses.
- Menghargai waktu
Orang Jepang dikenal sangat menghargai waktu. Waktu bagi mereka adalah sesuatu yang paling berharga. Bagi mereka, menunda pekerjaan sama dengan menambah pekerjaan. Edward Hall seorang antropolog berkebangsaan Amerika mengatakan bahwa orang Jepang termasuk dalam kategori Monocronic Time (M-Time). Kategori ini menandakan mereka biasa mengerjakan kegiatan tunggal dalam satu waktu yang dikerjakan dengan runtut sesuai tahapan. Melalui proses yang seperti itu, hasilnya sangat berkualitas tinggi.
- Hidup hemat
Situs veryfund.co menjelaskan orang jepang selalu hidup dengan kesederhanaan. Mereka memanfaatkan uang yang ada untuk berbagai kebutuhan yang berharga. Misalnya untuk sekolah, membeli buku, atau investasi. Orang-orang di negara tersebut cukup jeli mempergunakan uangnya. Selain karena memang biaya hidup yang tinggi, gaya hidup hemat ini dilakukan karena orang Jepang lebih fokus menabung daripada bersenang-senang.
- Memiliki rasa malu jika bersalah
Bagi orang Jepang, budaya malu mampu menumbuhkan rasa tanggungjawab, perbaikan diri, dan penyesalan yang mendalam. Mereka yang merasa gagal pasti merasa malu dan sewaktu-waktu bisa mengundurkan diri dari jabatan yang diemban. Bahkan banyak yang rela untuk bunuh diri karena rasa malu.
- Haus pengetahuan baru
Orang Jepang selalu mempunyai motivasi tersendiri untuk mempelajari sesuatu yang baru. Hal itu didukung pula oleh kebiasaan mereka yang rajin membaca dan terbuka pada pemikiran baru. Jepang terus mengembangkan sebuah produk hingga sesuai dengan keinginan pasar. Orang Jepang selalu melakukan perbaikan hingga hasilnya sukses menjual produk dengan jumlah yang mengagumkan. [Ramadhan]