Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Kabupaten Wonogiri menggelar seminar bertajuk “Membangun Wonogiri yang Berdaya Saing,” Sabtu (2/4). Kegiatan di Pendopo Rumah Dinas Kabupaten Wonogiri ini diselenggarakan sebagai bentuk sumbang saran KAGAMA untuk Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan ekonomi dan program legislasi daerah. Joko Sutopo, Bupati Wonogiri; Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D., Direktur Magister Ekonomi Pembangunan FEB UGM; dan Prof. DR. Agus Pramusinto, MDA., Guru Besar Jurusan Manajemen Kebijakan Publik UGM didapuk sebagai pembicara.
Joko Sutopo mengapresiasi penyelenggaraan seminar ini karena bersamaan dengan momentum penyusunan Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonogiri 2016-2021. Ia berharap, pertemuan ini mampu melahirkan poin-poin penting yang akan memberi masukan dan memperkaya pandangan bagi penyusunan RPJMD.
Bupati yang baru dilantik pada 17 Februari 2016 ini mengungkapkan bahwa salah satu visi utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing rakyat Wonogiri. Ia melihat ada banyak potensi daerah yang dapat dikembangkan, seperti sumber daya alam, pendapatan per kapita yang terus meningkat, dan lain sebagainya.
Bagi Prof. Agus Pramusinto, ditetapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing ini. Konsekuensi diterapkannya MEA adalah kompetisi yang terbangun akan semakin tinggi. Maka langkah yang perlu dilakukan oleh para pejabat daerah adalah melakukan reformasi birokrasi agar dapat menjawab tantangan zaman. Arah reformasi birokrasi yang dapat dilakukan ada dua jalan, yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam dimaksudkan agar tercipta birokrasi yang bersih dan efisien sedangkan maksud ke luar adalah harus terbangunnya birokrasi yang inovatif demokratis, dan melayani.
Agar daerah dapat memiliki daya saing yang tinggi, Prof. Tri Widodo menjelaskan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh bupati yang baru. Pertama, penyelesaian sinkronisasi regulasi pusat dengan daerah. Kedua, pemerataan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Ketiga, penyelesaian aksesibilitas wilayah antar moda transportasi dalam membangun pusat logistik. Keempat, membangun perwilayahan komoditas unggulan berbasis wilayah untuk peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat. Sedangkan yang kelima, yaitu pengembangan SDM dan Iptek untuk mendorong peningkatan nilai tambah ekonomi daerah berbasis wilayah. [Khairul]