Makna kesuksesan tak selalu identik dengan keberhasilan mengumpulkan kekayaan pribadi. Seseorang bisa dikatakan sukses ketika mampu menjadi penggerak dan memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik untuk masyarakat. Prinsip hidup seperti ini selalu diterapkan dalam diri Hikmat Hardono. Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini sekarang menjabat sebagai Ketua Yayasan Indonesia Mengajar. Gerakan Indonesia Mengajar diluncurkan dalam rangka memberi pengalaman bagi sarjana agar berkesempatan menjadi pengajar muda untuk mengabdi selama satu tahun di daerah terpencil Indonesia.
Mantan Ketua BEM KM UGM periode 1994-1995 ini sering menginisiasi berbagai program pengembangan pendidikan di Indonesia. Saat masih mahasiswa, ia rutin menginisasi kelompok belajar mandiri bersama rekan-rekan aktivis mahasiswa dalam mengembangakan diri dan wawasan. Pada tahun 1996 ia mengorganisasi kelompok kajian politik yang berisikan pimpinan lembaga kemahasiswaan. Pada tahun yang sama pula ia mendirikan kelompok “Kelas Indonesia” sebagai tempat belajar mahasiswa UGM tentang isu-isu Indonesia dan global.
Bagi Hikmat, bergerak dan berkontribusi bagi masyarakat luas di bidang pendidikan adalah cita-cita besarnya. Saat memasuki dunia karier, Hikmat tetap konsen menggeluti dunia pendidikan. Ia pernah mendirikan Yayasan Pengembangan Pendidikan dan Telematika Indonesia di tahun 2007 yang berfokus mengembangkan sekolah kejuruan di Indonesia. Sebagai alumni UGM, Hikmat turut berkontribusi bagi alamaternya dengan menginisasi kelas pengembangan diri dengan nama KAGAMA Leadership Program pada tahun 2004. “Menurut saya, manusia yang otentik itu adalah ia yang mengikuti cita-citanya,” ujar Hikmat.
Hikmat menyadari bahwa pengalaman menimba ilmu di UGM memberikan pelajaran penting bagi perjalanan kariernya. Selain ilmu dan keterampilan yang didapatkan, UGM telah mengajarkannya untuk menguji cita-cita besar dalam dirinya. “Para guru-guru inspiratif di UGM banyak menginspirasi saya melalui ruang kelas dan diskusi untuk terus belajar mengejar cita-cita besar kedepannya,” ujarnya. Tak hanya itu, UGM pula yang mengajarkannya merawat jejaring persahabatan yang berguna bagi perjalanan kariernya. “Saya banyak memiliki teman di UGM yang memiliki kesamaan kehendak dan cita-cita, Sampai saat ini kita bekerja bareng-bareng untuk mengejar cita-cita tersebut,” tambahnya.
Hikmat berpesan bahwa alumni maupun mahasiswa UGM harus memiliki cita-cita publik yang berguna untuk masyarakat. Kesuksesan pribadi tidaklah terlalu penting dibandingkan kesuksesan publik. “Ketika anda mengejar kesuksesan publik, maka otomatis kesuksesan pribadi turut hadir dalam diri anda. Namun jika anda mengejar kesuksesan pribadi, belum tentu kesuksesan publik hadir dalam diri Anda,” pesan Hikmat. [Ramadhan]