Saat ini jumlah wirausaha di Indonesia masih belum menyentuh angka ideal untuk memenangkan kompetisi di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Berada di angka 1,56 persen dari total penduduk Indonesia, negara ini masih butuh 5,8 juta pengusaha muda baru demi mengejar ketertinggalan dari negara lain. Oleh karena itu, di hadapan tiga ribu calon wisudawan Sarjana dan Diploma periode Agustus 2016, dr. Tirta Mandira Hudhi, pemilik Shoes and Care dan Agus RS. Suparto, fotografer pribadi Kepresidenan Republik Indonesia berusaha mengobarkan semangat wirausaha bagi lulusan Universitas Gadjah Mada pada Selasa (23/8) di Grha Sabha Pramana.
“Lebih baik berjuang keras hidup susah di waktu muda, daripada sengsara di kala tua,” ungkap Tirta yang masih aktif sebagai dokter di Rumah Sakit Akademik UGM ini. Berawal dari jasa mencuci sepatu yang ia lakukan di kosnya, kini Shoes and Care telah memiliki 21 cabang di 11 kota di Indonesia hanya dalam waktu tiga tahun.
Namun, perjuangannya tidaklah mudah. Berbagai macam usaha sempat digeluti olehnya, namun tidak semuanya langsung berhasil. Tidak jarang ia harus gulung tikar dan memulai kembali usahanya dari nol. “Saya pernah bangkrut dan cuma punya uang 700 ribu untuk 2 bulan. Akhirnya, saya bertahan dengan makan roti basi dan nasi kering,” kisahnya.
Menjadi seorang wirausaha bukan berarti berhenti belajar. Apapun profesinya, seseorang harus terus mengembangkan kompetensi diri dan menggabungkan berbagai ilmu multi disiplin dalam bekerja. “Meski saya lulusan Antropologi, saya juga belajar fotografi, jurnalisme, dan lainnya. Tidak ada ilmu yang bisa berdiri sendiri,” jelas Agus Suparto yang menjadi fotografer pribadi Presiden Joko Widodo sejak dua tahun lalu.
“Apapun yang kita kerjakan, harus dipertimbangkan apakah berbahaya bagi orang lain atau tidak, bermanfaat atau tidak,” lanjut Agus saat bicara tentang risiko pekerjaan. Hal ini juga diamini Tirta yang menjelaskan bahwa suatu profesi akan lebih berkah jika bisa bermanfaat bagi orang banyak. “Separuh karyawan saya adalah anak jalanan, yang saya tarik agar mereka bisa memiliki kehidupan yang lebih baik,” papar dokter yang masih aktif berjaga di Puskesmas Turi, Sleman ini. (Nirmala)