“Swedia tengah membuka kesempatan bagi lulusan perguruan tinggi di seluruh dunia untuk melanjutkan studi master dan doktornya di sana, ini kesempatan baik termasuk bagi alumni UGM,” papar Titi Holmgren dari Nordic Student Service – Sweden di hadapan mahasiswa dan alumni UGM yang hadir di Ruang Multimedia, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (8/5).
Kehadiran Titi di UGM ini dalam rangka roadshownya ke beberapa universitas di Indonesia untuk menyosialisasikan program “Study in Sweden”. Kegiatan yang ia gagas bersama dengan Subdirektorat Hubungan Alumni UGM ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran dan motivasi kepada civitas akademika UGM yang tertarik untuk melanjutkan studinya di luar negeri.
Menurut Titi, ada beberapa alasan mengapa Swedia menjadi tempat ideal untuk melanjutkan studi di luar negeri. Salah satunya adalah fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang sangat memadai. Hal ini karena adanya dukungan penuh dari pemerintah yang mengalokasikan sebagian besar anggaran negara untuk kegiatan pendidikan dan penelitian. Selain itu, kondisi lingkungan, sosial, dan politik Swedia yang kondusif juga sangat mendukung kegiatan pengembangan keilmuan dan inovasi berjalan dengan lebih optimal.
“Semua kegiatan pendidikan bagi warga negara dan pendatang digratiskan dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan diberikan tunjangan, tidak terkecuali bagi warga pendatang dari luar wilayah Swedia,” ujar Titi.
Kendala komunikasi seperti bahasa dan pola kehidupan masyarakat juga menurutnya tidak akan menjadi masalah berarti. Pasalnya, Swedia dikenal sebagai negara dengan penerapan nilai toleransi yang cukup tinggi. Iklim internasional juga sangat terasa karena sebagian besar komunikasi lisan di Swedia menggunakan Bahasa Inggris.
Di Swedia, terdapat banyak pilihan universitas yang mengakomodasi hampir seluruh disiplin ilmu yang ada. Sebagian di antaranya bahkan termasuk dalam urutan atas pada pemeringkatan lembaga pendidikan tinggi tingkat dunia. Uniknya, masing-masing universitas memiliki spesifikasi disiplin ilmu yang berbeda-beda, namun tidak mempengaruhi kualitas dari proses pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh aturan standarisasi bagi seluruh lembaga pendidikan oleh pemerintah, baik berstatus milik negara maupun swasta.
“Sistem pendaftaran telah dikelola secara terorganisir oleh pemerintah membuat semuanya lebih mudah dibanding negara lain, termasuk saat kita sudah menetap sementara di disana,” tambahnya. [Eggy]