“Ketahuilah apa yang diri kalian inginkan. Selepas lulus, jangan biarkan kalian menjadi seperti seorang yang kehilangan arah dalam berjalan,” pesan Eka Kurniawan, Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), di hadapan 3.447 peserta Pembekalan Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Periode IV Agustus 2017 di Grha Sabha Pramana, Selasa (22/8).
Menurut Pria kelahiran Pangandaran, Jawa Barat ini, banyak sarjana di Indonesia yang selepas lulus masih kebingungan untuk menentukan jalan hidupnya. Tidak sedikit juga yang beranggapan untuk mengambil jalan karier apapun asalkan mendapat tempat dan materi yang cukup, padahal belum tentu sesuai dengan passion. Hal itulah yang bisa menjadi penyebab kurang berkembangnya karier seseorang karena salah menakar ekspektasi ditambah beban stres akibat tuntutan kerja yang tinggi.
Untuk mengantisipasi hal itu terjadi pada Alumni UGM, Eka memiliki tiga hal yang juga menjadi prinsipnya dalam berkarier.
“Pertama, kita harus menentukan apa yang menjadi keinginan kita. Kemudian, tetapkanlah tujuan atau goal dari apa yang kita ingin capai. Selanjutnya, kita menyusun strategi, termasuk mengenali kendala dan pemecahan masalahnya,” ujarnya.
Prinsip itulah yang kini mengantarkan Eka Kurniawan dalam menekuni profesinya sebagai penulis. Berawal dari ketertarikannya membaca novel di perpustakaan UGM kala berkuliah di Filsafat, kini ia dikenal sebagai penulis berbakat dengan banyak karya yang telah dibuat. Bahkan, tidak sedikit dari karyanya telah mendapat apresiasi dalam bentuk penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Hal senada juga diungkapkan Stanislaus Tandelilin, Co-Founder Salestocks Indonesia, yang dihadirkan menjadi pembicara bersama Eka Kurniawan. Menurut Alumnus Ekonomika dan Bisnis UGM lulusan tahun 2012 ini, kunci suksesnya dalam berkarier adalah berani bermimpi dan berani mengambil risiko.
Selain itu, kreativitas tanpa batas juga dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan banyak peluang yang terbuka.
“Saya sempat bekerja tiga tahun di perbankan. Kemudian melihat peluang dan persaingan startup yang saat ini menguntungkan, saya memutuskan untuk keluar dan mengembangkan Salestocks,” ujarnya.
Sudah tiga tahun Salestock berdiri, startup yang digawanginya kini telah mendapat tempat dan dikenal luas di masyarakat. Bahkan, Salestocks termasuk salah satu startup terbesar di Indonesia. Dalam hal pendapatan yang diraih, kini ia meraup lebih tinggi dari saat bekerja dalam perbankan.
Tentunya semua kesuksesan tersebut tidak dapat diraih dengan waktu yang cepat. Stanislaus juga berpesan kepada Alumni UGM untuk terus berjuang tanpa henti dalam mencapai karier yang diinginkan.
“Jangan berhenti belajar, lulus dari UGM bukan dimaknai sebagai akhir dari perjuangan, tapi justru awal untuk belajar lebih, untuk memecahkan masalah yang sesungguhnya di luar sana,” ujarnya. [Eggy]