Putrama Wahju Setyawan, Direktur Bisnis Menengah, PT Bank Negara Indonesia (BNI), didaulat menjadi narasumber dalam acara “Pembekalan Calon Wisudawan Program Pascasarjana Periode Januari 2018”, Selasa (23/1). Alumnus Fakultas Kehutanan yang akrab disapa Iwan ini dihadirkan untuk berbagi pengalamannya selama berkarier serta memberi motivasi kepada calon wisudawan di gedung Grha Sabha Pramana.
Sebagai seorang pimpinan di perusahaan perbankan nasional, Iwan banyak memaparkan akan pentingnya setiap calon wisudawan untuk memperkaya kompetensi di luar keunggulan akademik, salah satunya adalah leadership.
Menurutnya, di era digital dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, karakter kepemimpinan juga harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman yang ada. Model-model kepemimpinan masa lalu yang sudah tidak relevan harus dapat diubah untuk menjaga organisasi agar terus dapat berkembang. Seperti yang dilakukan perusahaannya dalam menjawab tantangan persaingan usaha dan dinamika individu yang semakin kompleks dan beragam.
“Hampir 70% pegawai BNI merupakan generasi milenial, tentu treatment yang dilakukan BNI berbeda dengan era terdahulu. Saat ini, kami lebih banyak memberikan ruang gerak kepada pegawai untuk dapat berkreasi dan berinovasi,” ujarnya.
Di hadapan 1.000 lebih calon wisudawan, Iwan juga membeberkan beberapa kriteria kepemimpinan yang dibutuhkan dan harus dimiliki di era saat ini.
Menurutnya, menjadi seorang pemimpin harus memiliki kapasitas untuk menjadi problem solver dalam setiap permasalahan yang terdapat dalam organisasi. Selain itu, pemimpin juga harus dibekali kemampuan menjadi decision maker, serta mampu mengelola stresnya dengan sangat baik.
“Gaya komunikasi juga penting dan perlu diperhatikan. Instruksi-instruksi yang diberikan dalam tim harus dapat diterima dengan jelas dan tidak menimbulkan keraguan, sehingga mampu mendirect visi dan misi perusahaan secara baik,” tambah Iwan.
Hal senada diungkapkan oleh Henry Weddiasmara, Head of Risk Management, PT Pertamina Hulu Mahakam yang diduetkan bersama Iwan menjadi pembicara.
Menurut alumnus Magister Manajemen ini, ada hal yang tidak kalah pentingnya untuk dimiliki oleh seseorang yang memimpin sebuah organisasi, terutama pada perusahaan bisnis berskala nasional dan multinasional. Hal tersebut adalah kemampuan untuk memetakan dan menganalisis potensi risiko dari setiap kebijakan-kebijakan yang diterapkan. “Setiap ada tujuan yang ditetapkan selalu ada risiko-risiko yang mengikuti,” ujarnya.
Berdasarkan pengalamannya menjadi pimpinan di perusahaan tambang milik negara, terdapat beberapa risiko teknis dan non teknis yang bisa saja terjadi di dalam organisasi bisnis. Risiko tersebut di antaranya risiko politik, geologis, harga, penawaran dan permintaan, pembiayaan serta keamanan.
Dengan mengetahui dampak dan risiko yang akan terjadi sejak dini, organisasi atau perusahaan akan semakin siap dalam mengelola modal investasinya agar tidak mengalami kerugian yang cukup signifikan. [Eggy]