Kunjungan Rektor dalam kegiatan “UGM Menyapa Alumni” di awal bulan Februari ke Sorong dan Waisai menjadi salah satu momen istimewa bagi alumni UGM di Papua Barat. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik untuk membangun konsolidasi di antara para alumni.
Dalam komunikasi yang terjalin, sejumlah alumni bersepakat menginginkan adanya kepengurusan daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) di Papua Barat. Rektor UGM Prof. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. mendukung inisiasi ini agar segera direalisasikan.
Feri Taa, S.H., M.Si., Ketua Harian Dewan Formatur Pembentukan KAGAMA Papua Barat, menyebut bahwa proses pembentukan KAGAMA Papua Barat telah mencapai tahap akhir. Struktur organisasi dan kelengkapan administrasi lain juga telah disusun dan dipersiapkan. Saat ini, KAGAMA Papua Barat hanya menunggu disahkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAGAMA, Ganjar Pranowo.
Menurut Feri, terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi digagasnya kepengurusan daerah KAGAMA Papua Barat ini, salah satunya sebagai sarana memperkuat sinergi dan komunikasi di antara alumni. “Ini (KAGAMA Papua Barat) harus dibentuk agar alumni yang kembali dari Yogyakarta terus terhubung dengan baik,” ujarnya di Swiss-belhotel, Sorong, Minggu (5/2).
Selain dengan sesama alumni, Feri Taa juga mengungkapkan alasan pembentukan KAGAMA Papua Barat adalah untuk semakin mendekatkan alumni dengan almamater. Terlebih, sebagian besar kepala daerah yang ada di Papua Barat merupakan alumni dari UGM. Tentu saja sinergi antara UGM dan daerah dibutuhkan dalam peningkatan kemajuan pembangunan yang ada di daerah.
“KAGAMA terbentuk juga agar mempermudah berkomunikasi dengan UGM. Nantinya, kami akan manfaatkan untuk berdiskusi dalam memecahkan persoalan yang terjadi di Papua Barat,” tambah Feri.
Sebagai daerah hasil pemekaran Provinsi Papua yang baru terbentuk di tahun 1999, Papua Barat selama ini belum memiliki kepengurusan daerah KAGAMA, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Padahal setidaknya terdapat 300 lebih alumni UGM yang berada di wilayah ini. Kesulitan dalam komunikasi menjadi kendala pembentuk KAGAMA yang sudah mulai dirintis sejak tahun 2009.
Terkait respon alumni UGM di Papua Barat, Feri Taa menjawab alumni sangat bersemangat dan antusias terhadap pembentukan Pengda KAGAMA ini. Bahkan dua pejabat daerah, yakni Bupati Tambrauw Gabriel Asem, S.H., M.S.i, dan Bupati Sorong Dr. Johny Kamuru terlibat langsung dalam dan mengisi struktur kepengurusan.
“Gabriel Asem, kami tunjuk menjadi ketua umum, sedangkan Johny Kamuru sebagai senior, kami amanahi menjadi Dewan pertimbangan dan Penasehat,” tambah Feri.
Agenda KAGAMA Papua Barat saat ini masih berfokus dalam pendataan alumni di Papua Barat dan penyiapan administrasi untuk dilaporkan kepada Pengurus Pusat PP KAGAMA. Feri berharap di bulan Maret 2018, KAGAMA Papua Barat telah resmi di disahkan dan akan langsung melalukan Rapat Kerja untuk merumuskan fokus kegiatan yang akan dilakukan. [Eggy]