“Penyandang disabilitas merupakan aset bangsa yang potensinya tidak kalah hebat, tidak bisa peranannya diabaikan begitu saja hanya karena mereka berbeda dari kebanyakan orang yang terlahir secara normal,” ujar Dwi Mukti Wibowo saat memberikan ceramah dalam acara “Pembekalan Calon Wisudawan Program Pascasarjana Periode April 2018” di Grha Sabha Pramana, Rabu (18/4).
Menurut alumnus Fakultas Hukum UGM ini, penyandang disabilitas saat ini masih dibebani oleh persoalan yang semakin hari semakin kompleks dan beragam. Belum hilangnya pola pikir dan stigma negatif yang berkembang di masyarakat juga menjadikan penyandang disabilitas berada pada posisi yang terpinggirkan dari berbagai aspek kehidupan.
Sebut saja di bidang pendidikan, belum banyak penyandang disabilitas yang dapat menerima pendidikan dengan layak, padahal menurut Dwi, pendidikan merupakan hak dasar bagi seluruh warga negara sebagai bekal menyongsong masa depannya. Ditambah lagi dengan fasilitas publik yang kenyataannya masih jauh dari kata ramah dalam mendukung produktivitas serta mobilitas penyandang disabilitas.
“Tidak boleh kita menghakimi kemudian melakukan diskriminasi, mereka bukan beban bangsa, mereka hanya memiliki keterbatasan, pemerintah dan masyarakat seharusnya memberikan dukungan moril serta fasilitas yang memadai agar mereka dapat bergerak secara mandiri seperti kebanyakan orang,”ujar Dwi.
Di hadapan calon wisuadawan, Dwi mengatakan bahwa lulusan UGM harus semakin peka terhadap persoalan sosial yang menimpa penyandang disabilitas. Dwi juga mengajak alumni UGM untuk terlibat langsung dalam upaya pemberdayaan penyandang disabiltas dalam mendorong pengembangan potensi yang mereka miliki.
Dwi yang kini menjabat sebagai Deputi Direktur Bidang Komunikasi Bank Indonesia juga mengharapkan peran serta institusi pendidikan tinggi seperti UGM untuk dapat memfasilitasi penyandang disabilitas mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
“UGM melalui nilai kerakyatannya mengajarkan kita untuk peduli terhadap persoalan sosial. Keunggulan bekal akademik yang didapat selama berada di kampus Gadjah Mada menjadi tidak berarti jika kita tidak berkontribusi di masyarakat,” ujar pria yang saat ini terlibat aktif dalam pemberdayaan penyandang disabilitas melalui Yayasan De Brele yang digagasnya.
Senada dengan Dwi, Dr. I. Hendrasmo, M.A., staf ahli Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo mengungkapkan pentingnya kepedulian kita terhadap penyandang disabilitas. Paradigma di masyarakat yang mengesampingkan peran penyandang disabilitas harus dapat diubah sehingga mereka lebih mudah untuk berkiprah dan menunjukkan perannya dalam mendukung pembangunan bangsa.
“Kami ingin memastikan bahwa penyandang disabilitas memiliki kemudahan yang sama dalam mengakses berbagai informasi. Tidak hanya itu, Kominfo juga berperan dalam memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyandang disabilitas juga sama kedudukan serta haknya seperti warga negara Indonesia lainnya,” tutur alumni FISIPOL UGM ini saat menjadi narasumber bersama Dwi. [Eggy]