Aktivitas olahraga rupanya tidak hanya membuat kita berkeringat dan menjadikan tubuh kita sehat. Olahraga di era kekinian sering dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kreativitas generasi digital yang semakin tidak terbatas dengan maksud yang beragam. Salah satu contohnya adalah KAGAMA Virtual Running yang digagas oleh alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam komunitas Kagama Virtual.
Kagama Virtual Running merupakan aksi penggalangan dana untuk rekan alumni UGM, Briptu Fandi Setyanto Nugroho, alumnus Fakultas Hukum UGM yang gugur saat bertugas sebagai penyidik Densus 88 dalam peristiwa penyerangan teroris yang terjadi di Mako Brimob Jakarta, bulan Mei silam.
Kegiatan ini juga sekaligus sebagai bentuk keprihatinan dan kampanye perlawanan terhadap segala bentuk aksi kekerasan dan terorisme yang belakangan ini terjadi di Indonesia.
Uniknya, penggalangan dana tersebut dilakukan dengan cara berlari, bukan langsung memberikan donasi dalam bentuk materi.
KAGAMA Virtual Running bisa jadi merupakan salah satu aksi sosial terunik yang pernah dilakukan di dunia. Partisipannya pun tidak sedikit, setidaknya lebih dari 200 alumni UGM yang aktif berjejaring melalui dunia maya turut serta dalam kegiatan ini.
Aksi berlari keliling dunia yang dimaksud bukan dilakukan secara bersamaan dari satu negara menuju negara lain atau dari kota satu ke kota lain. Melainkan, para peserta cukup berlari di sekitar tempat tinggalnya masing-masing seperti halnya olahraga rutin yang biasa dilakukan sehari-hari.
Mengapa bisa disebut berlari keliling dunia, hal ini karena partisipan yang ikut serta merupakan alumni UGM yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Ada yang berada di benua Asia dan Eropa, bahkan alumni UGM yang berada di benua Amerika pun ikut ambil bagian.
Seorang alumni bernama James Susatyo Budi bertugas sebagai pencatat dan mengumpulkan data jarak tempuh dari aksi para alumni berlari. Menurut James, dirinya merasa senang karena alumni yang merupakan anggota grup Facebook KAGAMA dan Kagama Virtual merespon positif dan antusias untuk mengikuti event ini.
“Sebelumnya pernah juga diadakan fundraiser dengan berlari 100 km untuk beasiswa mahasiswa UGM, namun untuk kali ini partisipannya jauh lebih banyak. Semua menyambut positif, dari semula hanya berlari untuk diri sendiri, kali ini berlari bisa untuk beramal dan bersedekah,” ujarnya.
Target yang ingin dicapai adalah berlari sejauh 40.000 kilometer, artinya setiap satu alumni partisipan harus berlari sejauh minimal 200 km dalam tempo satu bulanan. Angka tersebut akan dikonversi ke dalam satuan mata uang rupiah yang kemudian didonasikan kepada keluarga Briptu Fandi. Setiap satu kilometernya dihargai 1.000 rupiah.
Sulastama selaku pengurus Kagama Virtual dan salah satu penggagas acara berharap kegiatan positif seperti ini akan terus berlanjut mengingat rasa kepedulian alumni UGM sangat tinggi kepada sesama. Selanjutnya, acara serupa akan difokuskan untuk pemberian bantuan pendidikan bagi mahasiswa UGM yang kurang beruntung secara finansial.
“Kami yang berkeringat, Anda memberi berkat, mahasiswa menerima manfaat,” ungkapnya.
Bantuan diberikan langsung oleh Rektor
Total dana yang terkumpul dari aksi penggalangan dana untuk Briptu Fandi selama 40 hari kegiatan ini adalah Rp 40.300.000. Donasi tersebut langsung diberikan oleh Rektor secara simbolis kepada keluarga Briptu Fandi yang diwakili ibu dan istrinya di Universitas Gadjah Mada, Jumat (22/6).
Acara penyerahan tersebut ikut dihadiri oleh sejumlah alumni yang sebelumnya berpartisipasi dalam aksi penggalangan dana ini.
Menurut Prof. Panut, bantuan tersebut merupakan bentuk dukungan moral kepada keluarga Briptu Fandi yang telah berjasa hingga mempertaruhkan nyawa dalam tugasnya menafkahi istri dan anaknya.
“Perjuangan almarhum luar biasa melawan aksi terorisme, kita sebagai satu keluarga besar Universitas Gadjah Mada merasa tergerak untuk bersama-sama menggalang dana untuk meringankan sedikit beban finansial yang dihadapi keluarga,” ujarnya. [Eggy]
Sumber foto: www.kompas.com (ilustrasi) dan www.ugm.ac.id