Yogyakarta – Komunitas alumni Universitas Gadjah Mada yang aktif berjejaring di dunia maya, Kagama Virtual (KaVir), mengadakan kegiatan pelatihan menulis yang bertajuk “Kagama Virtual Writting”. Kegiatan yang baru pertama kali diadakan ini merupakan inisiasi Kagama Virtual sebagai ajang silaturahmi dan memperkaya pengetahuan dari para anggota KaVir yang tertarik dalam bidang literasi.
Sedikitnya 40 peserta yang sebagian besar merupakan anggota Kagama Virtual mengikuti acara yang dilaksanakan di Ruang Multimedia 2 Gedung Pusat UGM, Sabtu (6/7/2018).
Terdapat dua sesi pada pelatihan menulis kali ini yang dimulai sejak pagi hingga sore hari. Sesi pertama diisi dengan paparan singkat mengenai teknik-teknik dasar menulis, macam-macam bentuk karya tulis yang dapat dibuat, serta diskusi mengenai permasalahan yang sering dihadapi saat membuat sebuah karya tulis.
Jurnalis senior yang juga seorang penulis buku, Wahyu B. Wasjir, dipercaya menjadi narasumber sekaligus memimpin jalannya diskusi di sesi pertama. Dalam paparannya, Wahyu membeberkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang penulis yang baik. Salah satu di antaranya adalah kecermatan dalam pemilihan diksi yang digunakan.
“Penulis itu dituntut untuk memiliki banyak kosakata untuk pilihan diksi yang akan digunakan dalam karya tulisnya. Semakin banyak kosakata yang diketahui akan membuat semakin baik karya tulis yang dihasilkan,” ujarnya.
Selain pemilihan kata, penulis juga harus dapat menentukan target pembaca dan format tulisan yang akan dibuat dengan tepat. Hal tersebut penting agar tujuan yang ingin disampaikan penulis melalui karyanya dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
“Tujuan kita menulis agar pembaca semudah mungkin untuk menangkap pesan yang kita sampaikan, bukan malah membuat pembaca menjadi kebingungan,” tambah alumnus Fakultas Ekonomi UGM ini.
Tidak hanya sekadar berdiskusi, di sesi berikutnya para peserta juga diajak untuk mempraktekan teknik yang telah diberikan dengan berlatih membuat karya tulis. Sesi kedua ini dipandu langsung oleh Agung Wibawanto, seorang jurnalis dari koran harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. [Eggy]