Yogyakarta – Pemilu 2019 tengah menjadi topik perbincangan menarik baik di dunia nyata maupun maya, oleh seluruh kalangan usia baik muda maupun tua. Pesta demokrasi ini juga disambut antusias oleh pemilih pemula, termasuk dari kalangan mahasiswa.
Yogyakarta sebagai kota dengan jumlah mahasiswa yang besar dipilih sebagai tuan rumah dalam acara Festival Rumah Pemilu 2019. Acara yang terselenggara atas kerjasama Kompas Gramedia dengan Universitas Gadjah Mada ini bertujuan mengedukasi pemilih pemula untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2019 karena dengan mengikuti Pemilu artinya kita telah ikut melakukan perubahan kecil untuk Indonesia.
Festival Rumah Pemilu 2019 dikemas dalam bentuk workshop dan juga talkshow dengan tema ‘Muda Memilih’. Pada pagi harinya telah diadakan beberapa workshop yaitu Workshop Fotografi, Bayar Kuliah Pakai Saham, Di Balik Berita Kompas, dan Jurnalisme Multimedia yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta.
Pukul 13.30 WIB talkshow dibuka dengan sambutan dari UGM dan dilanjutkan dengan hiburan oleh Joyce Duo yang membawakan beberapa lagu. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM yang tergabung dalam grup Rambo Tujalahe juga turut memberikan persembahan tari saman yang mengundang decak kagum dari penonton.
Talkshow ‘Muda Memilih’ Festival Rumah Pemilu 2019 dipandu oleh Timothy Marbun sebagai host.
“Jogja mahasiswa-mahasiswinya aktif, mau diajak diskusi, rasa ingin tahunya tinggi, dan dalam acara ini sudah datang dengan membawa berbagai pertanyaan. Saya salut dan bangga sekali dengan mahasiswa-mahasiswi Jogja.” Seru Timothy yang disambut tepuk tangan oleh ratusan peserta. Sebelum mengundang para pembicara untuk naik ke atas panggung, Timothy memanggil penyanyi Wizzy untuk naik dan membawakan sebuah lagu berjudul ‘Flashlight’.
Empat pembicara yang diundang dalam Festival Rumah Pemilu 2019 antara lain adalah Pangeran Siahaan (Co Founder Asumsi), Agung Yudha (Kepala Kebijakan Publik Twitter Indonesia), Rustika Herlambang (Direktur Komunikasi Indonesia Indicator), dan Arief Budiman (Ketua KPU RI).
“Hal yang esensial dalam Pemilu adalah pemilih yang teredukasi. Maksudnya adalah pemilih yang mengerti mengapa ia harus memilih, siapa yang ia pilih, dan informasi terkait Pemilu yang ia ketahui.” Ujar Pangeran Siahaan membuka obrolan, Kamis (29/11) di Grha Sabha Pramana UGM.
“Missed-informasi membuat pemilih pemula bingung mengapa ia harus memilih, siapa yang ia pilih, dan lain sebagainya.” Imbuh Pangeran Siahaan.
Penasaran dengan sejauh mana pengetahuan para peserta talkshow, Timothy bertanya apakah para peserta sudah tahu akan memilih siapa pada Pemilu 2019 nanti. Sebagian peserta menjawab “sudah” dan sebagian lagi menjawab “belum”. Lebih lanjut Timothy bertanya apakah para peserta merupakan pemilih pemula dan hampir seluruh peserta menjawab “ya” yang berarti lebih dari setengah peserta Festival Rumah Pemilu 2019 baru akan mengikuti Pemilu pertama kalinya dalam hidup mereka.
Agung Yudha, Kepala Kebijakan Publik Twitter Indonesia menambahkan, isu besar terkait Pemilu 2019 yang ada di Twitter saat ini adalah hate speech dan hoax, terutama dari kalangan anak muda milenial karena sebanyak 81% yang merespon topik seputar Pilpres di Twitter adalah generasi milenial di mana percakapan mengenai Pilpres di Twitter mencapai 5 juta.
Hal senada juga diakui oleh Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator yang telah melakukan riset bahwa isu pernyataan provokatif (hate speech dan hoax) lebih ramai diperbincangkan daripada program kerja.
Arief Budiman, Ketua KPU RI periode 2017 – 2022 menyampaikan agar para pemilih pemula ikut memberikan hak suaranya pada Pemilu 2019 mendatang.
“Dengan mengikuti Pemilu, berarti pemilih telah membantu Negara Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Hal-hal yang diharapkan oleh rakyat Indonesia seperti akses pendidikan dan kesehatan yang murah, pembangunan infrastruktur, semua itu dapat diwujudkan oleh orang-orang terbaik di negara ini. Bagimana cara memilih orang-orang terbaik itu? Caranya adalah dengan ikut Pemilu.” Ujar alumni Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi UGM tahun 2010 tersebut.
Sebagai closing statement Arief Budiman berpesan, “Pemilu menentukan banyak hal. Maka dari itu Anda harus aktif menggunakan hak pilih Anda untuk memilih pemimpin terbaik bagi negeri ini. Hal pertama yang dapat Anda lakukan adalah memeriksa nama Anda apakah sudah masuk dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang sekarang dapat dicek secara online.” [Hubungan Alumni UGM/Nisa; Foto: Nisa]