Yogyakarta – Ghost writer merupakan penulis yang menyediakan jasa menulis untuk orang yang membutuhkan. Hasil tulisan ghost writer akan diakui sebagai milik orang yang membayar hasil tulisannya tersebut. Dengan kata lain, ghost writer menulis untuk orang lain yang biasanya tidak memiliki waktu untuk menulis atau kurang memiliki kemampuan/skill menulis yang mumpuni.
Banyak orang maupun instansi yang menggunakan jasa ghost writer seperti selebriti, eksekutif, tokoh politik, musisi, serta public figure. Di Amerika, bahkan Presiden Amerika Serikat juga memiliki ghost writer. Di Indonesia sendiri, para staff ahli di DPR dan pemerintahan pun memiliki ghost writer.
Dewasa ini telah berkembang beragam media ataupun platform untuk menulis seperti blog, website, bahkan kita juga bisa berkontribusi dengan membuat akun di detik.com atau Kompasiana. Namun sayangnya banyak orang yang merasa tidak memiliki bakat di bidang menulis. Anggapan jika menulis itu merupakan sebuah bakat yang tidak dimiliki oleh semua orang, membuat banyak orang ragu-ragu untuk menjadi penulis.
“Orang yang bisa bicara, pasti bisa menulis. Belajar nulis itu yang penting mencoba. Nulis itu gampang, yang penting ada niat memulai pasti bisa. Saya bahkan tidak pernah belajar jurnalistik, tapi saya suka membaca sehingga saya mulai mencoba-coba menulis.” Kata Simon Syaefudin, pakar ghost writer yang diundang sebagai pembicara oleh KAGAMA Writing di Bulaksumur Residence UGM, Sabtu (29/12).
“Penulis di Indonesia sangat dihargai. Apabila Anda memiliki artikel-artikel yang pernah dimuat pada koran, artikel-artikel tersebut akan lebih berharga daripada ijazah. Karena ketika Anda melamar pekerjaan, yang dilihat adalah portofolionya, bukan hanya ijazahnya.” Papar Simon.
Simon mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang ghost writer persyaratannya yaitu bagaimana kita dapat memancing klien agar percaya akan profesionalitas tulisan kita. Salah satu ghost writer yang sukses yaitu penulis buku biografi Presiden RI Joko Widodo dengan judul ‘Jokowi Menuju Cahaya’. Peluncuran buku ini bahkan dapat mendatangkan Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta beberapa menteri.
Apabila tertarik untuk menjadi ghost writer, beberapa jenis tulisan yang dapat Anda buat antara lain autobiografi, biografi, dan memoar. Perbedaan antara autobiografi dengan biografi yaitu autobiografi merupakan tulisan yang menceritakan seseorang yang masih hidup, sehingga tulisan Anda dapat langsung dikoreksi oleh orang yang bersangkutan. Sedangkan biografi merupakan tulisan yang menceritakan seseorang yang telah meninggal dunia, sehingga tulisan Anda nantinya akan dikoreksi oleh keluarga atau kerabat orang yang Anda tulis.
Tips untuk menjadi ghost writer yang baik adalah:
- Pakailah kalimat positif. Contoh penggunaan kalimat positif yaitu “Alin dicintai oleh Rudi.” Kalimat ini lebih baik daripada “Rudi mencintai Alin”.
- Ketika membuat kalimat, jangan menggunakan terlalu banyak kata-kata. Usahakan dalam satu kalimat tidak lebih dari delapan kata. Contohnya: “Jogja menyengat.” Kalimat ini terlihat sederhana namun sudah mampu menggambarkan latar suasana dengan jelas.
- Satu alinea tidak lebih dari delapan kalimat.
- Filmis. Tulisan yang filmis akan lebih disenangi dan mudah dipahami oleh pembaca. Contoh tulisan yang filmis yaitu “Dian cantik seperti Bunga Citra Lestari.” Kalimat ini tentu akan berbeda dengan kalimat “Dian cantik seperti bidadari kahyangan” karena pembaca tidak dapat membayangkan langsung bidadari kahyangan itu seperti apa sehingga kalimat ini tidak filmis.
- Up to date. Usahakan ketika ada suatu peristiwa langsung ditulis walaupun hasil tulisannya tidak terlalu bagus. Jangan menunda tulisan sampai sempurna karena bisa berakibat tulisan itu tidak up to date lagi. [Hubungan Alumni/Nisa]