Yogyakarta – Subdirektorat Hubungan Alumni UGM dalam acara Pembekalan Calon Wisudawan Pascasarjana Periode Januari 2019 menghadirkan pembicara yang istimewa, yaitu Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Bapak Budi Karya Sumadi serta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Bapak Inarno Djajadi.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa sebagai seorang alumni UGM, kita patut mempertahankan nilai-nilai karakteristik UGM seperti low profile (rendah hati-red).
“Akan tetapi low profile jangan kebablasan hingga rendah diri. Meskipun low profile, kita harus selalu memberikan high performance (penampilan terbaik-red),” ujar alumnus Fakultas Teknik UGM tersebut di Graha Sabha Pramana, Selasa (22/01).
Budi Karya Sumadi yang semasa kuliahnya aktif menjadi asisten dosen mengaku tidak pernah berpikiran akan menjadi seorang menteri. Lulus dari Jurusan Arsitektur UGM, ia bergabung dengan sebuah perusahaan naungan Ciputra sebagai arsitek.
“Di perusahaan tersebut saya berkompetisi dengan lulusan dari ITB, UI, dan universitas luar negeri. Pada awalnya saya sempat merasa minder, namun saya tetap tekun. Pekerjaan apa yang ditawarkan saya ambil, sampai sering pulang larut malam dari kantor. Akhirnya ketekunan itulah yang menjadi nilai tambah saya di mata orang lain sehingga saya terpilih menjadi Direktur PT Taman Impian Jaya Ancol 3 periode berturut-turut,” papar Menteri Perhubungan RI.
“Alumni UGM harus bisa menjadi seseorang yang berarti di manapun ia berada. Kita harus inklusif, jangan eksklusif,” imbuhnya.
Senada dengan pernyataan Menteri Perhubungan RI, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Bapak Inarno Djajadi juga membenarkan bahwa UGM lekat dengan konotasi low profile. Namun tidak hanya itu, beberapa karakterisik UGM lain yang harus selalu diimplementasikan oleh alumninya yaitu kerjasama yang baik, tidak individualis, menjunjung tinggi keakraban, dan memiliki tata kelola yang baik.
“Di zaman milenial ini, terdapat kecenderungan-kecenderungan individualisme yang disebabkan oleh adanya gadget. Hal inilah yang harus kita antisipasi dengan cara menjaga keakraban karena kekuatan UGM terletak pada keberagaman, kebersamaan, dan keakrabannya,” terangnya.
Sebagai alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Bapak Inarno berkecimpung di dunia pasar modal setelah lulus.
“Saya tertarik dengan pasar modal karena pada saat saya baru lulus dulu, belum banyak orang yang melihat peluang besar di pasar modal”.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia tersebut juga menuturkan bahwa Alumni Pascasarjana UGM sebaiknya dapat membuka mata terhadap pasar modal karena peluangnya masih besar. Selain itu, memiliki income tambahan seperti berwirausaha juga penting karena dapat membantu pembangunan Indonesia dalam hal penyerapan tenaga kerja. [Hubungan Alumni/Nisa; Foto: Wildan Fathur]