Bencana alam gempa bumi di Palu-Donggala serta tsunami yang melanda Selat Sunda, Banten, dan Lampung mengakibatkan banyaknya korban yang membutuhkan bantuan logistik terutama makanan.
KAGAMACare bekerjasama dengan Global Medic Canada, Penny Appeal Australia, dan Forum Komunikasi Mahasiswa (FORKOM) Gelanggang UGM menginisiasi kegiatan Emergency Food Program.
Emergency Food Program yang dilaksanakan di Gelanggang Mahasiswa UGM merupakan kegiatan sukarelawan berupa pengepakan ready to cook food (makanan siap dimasak) yaitu nasi sambal teri. Makanan tersebut akan didistribusikan ke korban gempa Palu-Donggala dan Selat Sunda menggunakan kapal kontainer. Pada saat pendistribusian nanti KAGAMACare akan bekerjasama dengan KKN PB.
Pengepakan melibatkan 200 hingga 250 orang relawan yang berasal dari kelompok relawan mahasiswa UGM dan FORKOM Gelanggang UGM. Selain itu juga terdapat relawan umum sebanyak 2 hingga 3 orang. Pengepakan dilaksanakan selama 6 hari mulai tanggal 24 sampai dengan 29 Januari 2018 dan dibagi ke dalam 2 shift, yaitu shift siang dan shift malam.
“Emergency Food Program ini merupakan program lanjutan di Palu, tsunami Lampung, dan Selat Sunda. Sebelumnya kami mengadakan program pengadaan air bersih siap minum dan alat sanitasi penjernihan air di sana,“ terang Restra, salah satu koordinator dari KAGAMACare saat ditemui di Gelanggang Mahasiswa UGM, Kamis (24/01).
Global Medic Canada mengembangkan resep emergency food dengan chef lokal untuk memastikan korban di lokasi bencana telah familiar dengan rasa makanan tersebut. Global Medic yang sudah mulai membantu berbagai bencana alam di Indonesia sejak gempa Yogyakarta pada tahun 2006 telah berpengalaman dalam menjalankan program emergency food.
Emergency food nasi sambal teri merupakan hasil kolaborasi Global Medic bersama chef lokal. Di dalam 1 pack emergency food terdapat 600 gram beras, 4 potong ikan asin, serta 2 bungkus sambal terasi kemasan.
Pengepakan dilakukan dengan sangat memerhatikan standar kebersihan dan kesehatan. Relawan yang melakukan pengepakan harus mengenakan penutup kepala, masker, serta sarung tangan.
Cara penyajian nasi sambal teri cukup mudah, yaitu cukup dengan merebus kantong makanan selama 30 menit. Masyarakat Indonesia pun pada umumnya sudah familiar dengan nasi, ikan teri, dan sambal terasi.
Target pengepakan makanan per hari mencapai 3.000 hingga 4.000 bungkus sehingga dalam 6 hari ke depan diharapkan akan terkumpul sebanyak 24.000 bungkus makanan. KAGAMACare juga membuka kesempatan jika ada relawan yang ingin menyumbangkan ide inovasi emergency food lainnya. [Hubungan Alumni/artikel dan foto: Nisa]