Sosok humoris dan santai sangat melekat dengan Ketua Umum PP KAGAMA sekaligus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar menjadi pembicara Pada acara Pembekalan Calon Wisudawan program Sarjana dan Diploma periode Agustus yang diselenggaraka di Grha Sabha Pramana, Lantai 2, pada hari Selasa (20/8).
Untuk memulai inti acara pembekalan, Ganjar membuka materi dengan beberapa kisah inspiratif untuk memberi gambaran bahwa ada bermacam-macam cara manusia untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, Ganjar juga menyampaikan bagaimana teknologi dan komunikasi masa kini dapat menjembatani banyak pihak. Ganjar mendorong para calon wisudawan untuk dapat mendisrupsi pola birokrasi bekerja dengan memanfaatkan teknologi komunikasi terutama media sosial.
“Dunia sudah berubah. Era disruptif memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Kaum milenial harus memiliki ide dan perilaku yang kekinian bahkan berinovasi agar bisa mempengaruhi peradaban dunia tentunya dalam hal kebaikan,” ujarnya.
Universitas Gadjah Mada (UGM) terkenal dengan kampus perjuangan. Selain itu, UGM juga dikenal dekat dengan rakyat. Ganjar memberikan gambaran bagaimana ciri khas alumni UGM di dunia kerja. Alumni UGM selalu lekat dengan khas yang kurang agresif namun cekatan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sebagai Ketua Umum PP KAGAMA, Ganjar tentunya membawa nilai ke-UGM-an yang merepresentasikan kampus yang sering disebut sebagai kampus biru tersebut.
“KAGAMA itu terintegritas tidak hanya di belahan bumi Nusantara, namun juga hingga belahan dunia. Alumni UGM selalu menjaga tali silaturahmi di mana pun mereka berada,” ungkap Ganjar yang baru saja meresmikan beberapa KAGAMA di luar negeri.
Pada kegiatan kali ini, Ganjar sekaligus membagi informasi terkait “Politik Sampah” yang memiliki makna multi interpretatif. Namun, frasa tersebut memiliki makna denotasi yang berarti politik mengenai sampah yang kini menjadi permasalahan global.
“Di Indonesia, ada 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Hal ini tentu akan sangat merugikan bagi lingkungan,” ungkapnya.
Ganjar berharap dengan banyaknya aumni UGM yang berasal dari berbagai macam disiplin ilmu dapat menciptakan regulasi maupun teknologi terkait pengolahan sampah sehingga aman bagi lingkungan. Swedia menjadi salah satu contoh negara yang sangat maju dalam mengolah sampah bahkan sampai harus impor sampah untuk kebutuhan energi mereka. Selain itu, Swedia juga menciptakan teknologi sampah masa depan yaitu setiap rumah memiliki mesin pengangkut sampah yang langsung didistribusikan kepada pengolah sebagai pengganti truk sampah.
Melalui serangkaian video Ganjar menghimbau bagi para calon wisudawan agar dapat meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan lingkungan bagi kelangsungan hidup.
“SDGs (Sustainable Development Goals ) sudah berbicara bagaimana orientasi lingkungan atau pembangunan yang berorientasi pada lingkungan,” ungkap Ganjar yang dalam waktu dekat juga akan mengadaka Kongres Sampah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
UGM mengembangkan sociopreneurship yang kemudian menjadi suatu hal yang penting. Banyak persoalan mengenai sampah lingkungan yang menjadi masalah bagi kelangsungan makhluk hidup salah satunya adalah perilaku manusianya sendiri.
“Saya tidak tahu siapa wisudawan besok yang tertarik menyelesaikan persoalan ini. Mungkin yang dari psikologi akan berbicara mengenai bagaimana perilaku bisa dikembangkan, anak hukum bisa membuat regulasi yang lebih baik, anak teknik akan berpikir bagaimana membuat alat pengolah yang keren, dan pertanian akan mengolah kompor,” ungkap Ganjar di hadapan lebih dari 2000 calon wisudawan yang hadir.
Permasalahan sampah merupakan masalah besar bagi Indonesia saat ini. Setiap alumni UGM harus dapat mengambil kesempatan ini untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Masa depan Indonesia harus ditata mulai sekarang dimulai dari memperbaiki perilaku agar selalu menjaga lingkungan.
“Sociopreneur harus terus dikembangkan karena perilaku manusia akan menjadi titik awal perubahan untuk menjadi lebih baik. Saya yakin bahwa calon wisudawan UGM pasti akan bisa menjadi problem solver untuk negeri ini,” tutup Ganjar.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona; Foto: Aan/Wildan]