Sebagai salah satu institusi pendidikan negeri, Universitas Gadjah Mada (UGM) terus memperluas jaringan baik dengan kerja sama maupun diskusi antar institusi. Kali ini, UGM mengadakan sharing session dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Kamis (12/9). Kunjungan UIN Malang ke UGM merupakan kegiatan studi banding terkait dengan tanya jawab mengenai pengelolaan alumni dan pengelolaan mahasiswa internasional yang ada di UGM. Acara diselenggarakan di Ruang Sidang DGB, Gedung Pusat UGM lantai 2.
Pada kesempatan ini, peserta yang hadir berjumlah 13 orang di antaranya adalah Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, Kepala Subdirektorat bagian Alumni, dan 11 staf alumni dan kemahasiswaan. Perwakilan dari UGM menghadirkan Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI) UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc. beserta Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional, I Made Andi Arsana, Ph.D. dan Kepala Subdirektorat Hubungan Alumni, Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum. yang terlebih dahulu memberikan gambaran secara umum mengenai berbagai program dan kegiatan yang dilakukan oleh DKAUI, salah satunya memperkenalkan aplikasi Sahabat UGM.
Setelah acara dibuka oleh sambutan dari tuan rumah, perwakilan UIN Malang juga menyampaikan dua patah kata mengenai tujuan dari studi banding ke UGM salah satunya mengenai mahasiswa internasional yang ingin menimba ilmu dan mendapat gelar di universitas Indonesia serta mengenai keberlanjutan sinergisitas antara alumni dan universitasnya.
Danang menyampaikan perbedaan divisi kepengurusan pengelolaan urusan internasional dan alumni yang memiliki sistem dan programnya sendiri. Aplikasi Sahabat UGM adalah salah satu program yang dicanangkan agar para alumni dapat selalu terhubung dengan kampusnya dan berkontribusi dalam pengembangan mutu universitas. Selain itu, Danang juga menyampaikan bahwa DKAUI juga selalu bersinergi dengan KAGAMA yang sudah memiliki banyak cabang komunitas untuk selalu menyatukan para alumni melalui kegiatan temu alumni.
“Kontribusi alumni akan semakin besar ketika mereka dihargai oleh kampusnya,” ujar Danang.
Selain aplikasi sahabat UGM, informasi mengenai tracer study UGM juga dipaparkan langsung oleh Sulistyowati untuk menjelaskan mekanisme dalam mengumpulkan data para alumni guna keperluan peningkatan kualitas sumber daya manusia UGM.
Hal-hal terkait mahasiswa internasional juga kerap memunculkan permasalahan baik internal universitas maupun dengan birokrasi negara asal mahasiswa tersebut. Banyaknya perbedaan secara kebijakan maupun hukum setiap negara juga mempengaruhi ketika mahasiswa ingin belajar di luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut, Andi selaku kepala subdit yang mengurus urusan internasional menyampaikan bahwa selain melengkapi dokumen administrasi untuk pendaftaran, diperlukan dokumen lain dari pemerintah negara asal yang bersedia menerima kembali mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di Indonesia. Dokumen tersebut akan menjamin mahasiswa termasuk juga penyetaraan gelar yang telah di dapatkan.
Sharing session antara UIN Malang dan UGM diharapkan dapat menjadi jembatan untuk saling bertukar pikiran mengenai pembenahan kampus terutama mengenai pengelolaan urusan internasional dan alumni bagi kedua universitas.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona;foto:Asnan]