“Merawat Kebhinekaan Indonesia”, satu kalimat yang mudah untuk sekadar dibaca namun membutuhkan usaha untuk mewujudkannyal. Kerukunan merupakan kunci penting untuk merawat keberagaman di Indonesia. Kerukunan yang terjalin di tengah masyarakat multikultur akan sangat berperan dalam terciptanya ketentraman dan keharmonisan berbangsa dan bernegara.
Kebhinekaan, pendidikan, dan kemanusiaan merupakan isu yang menjadi concern Alissa. Pada 1991 hingga 1996, Alissa aktif menjadi manager dalam sebuah proyek sosial bernama Indonesia Planned Parenthood Association yang berfokus pada pengembangan diri anak muda dan kesehatan reproduksi di berbagai SMA di Yogyakarta. Tahun 1997 hingga 2001 Alissa juga berperan aktif dalam diskusi mengenai isu kesetaraan gender dan menjadi Manajer Program Pendidikan di Lembaga Studi dan Pengembangan Perempuan dan Anak. Banyak hal yang Alissa lakukan dalam memanajerial program yang dipimpin melalui pengembangan komunitas, riset, menerbitkan buku, dan mengadakan public campaign tentang isu kesetaraan gender.
Alissa merupakan lulusan sarjana dan magister profesi Fakultas Psikologi UGM berfokus pada psikologi keluarga, anak, dan wanita. Pada April 2003, Alissa mendirikan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini bernama “Fastrack Funschool” di Yogyakarta. Sekolah ini menitikberatkan pada pembangunan pondasi yang kuat bagi anak dan membekali mereka dengan keterampilan hidup agar tumbuh menjadi individu dewasa yang matang, dinamis, adaptif, self-regulated, kreatif, dan resourceful serta memiliki nilai etis yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Tak sampai di situ, beliau juga menjadi psikolog dan aktivis sosial di Klik Hati Merck dari 2011 hingga 2014. Klik Hati Merck ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Merck Indonesia Tbk.
Selain menjalakan karier dan aktivitas sosial, Alissa juga sangat aktif dalam beberapa organisasi kebhinekaan. Alissa pernah menjadi Koordinator Nasional Gerakan Gus Dur Indonesia pada 2010. Alissa juga pernah menjabat sebagai sekretaris umum Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama atau disingkat LKKNU (2015).
Sebagai wanita yang masih muda dan beprestasi, Alissa telah banyak meraih penghargaan dan capaian yang sangat membanggakan. Pada 2014, Alissa mewakili forum Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yaitu Faith-Based Organization’s Global Forum on Faith & Reproductive Health di New York. Alissa juga menjadi fasilitator pada International Training on Strategic Partnership between Government and Religious Moslem Leaders on Populations & Family Planning Issue (2015). Atas usaha dan niat baiknya dalam membangun tingkat kepekaan sosial di masyarakat, Alissa meraih beberapa penghargaan yaitu Shine On Award (2015), Global Women’s Leadership 2015 oleh Esienhower Fellowship, Marketeer’s 2016 Women Award, International Fellow oleh King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) pada 2016, dan menjadi peraih penghargaan Alumni Awards 2019 kategori Alumni Muda Berprestasi pada acara Malam Penghargaan bagi Insan Universitas Gadjah Mada Berprestasi.