“Mengemas Lokalitas, Menggagas Identitas” adalah misi yang dipegang teguh oleh Joko Mursito, pemenang Alumni Awards 2019 kategori Pelestari Budaya. Agar tetap terlestarinya budaya, Joko Mursito dengan dedikasi, usaha, dan kerja kerasnya, terus-menerus menciptakan ide dan karya agar kedepan anak cucu bangsa Indonesia bangga dan sadar akan jati diri asli mereka melalui budaya. Joko Mursito adalah salah satu alumni berprestasi Universitas Gadjah Mada dan merupakan alumnus Sekolah Pascasarjana UGM, jurusan Kajian Budaya dan Media lulusan 2008. Joko Mursito dikenal tekun dalam melestarikan seni dan budaya khususnya budaya Jawa. Beliau merupakan pendiri sekaligus pimpinan Sanggar Budaya Singlon. Sanggar Budaya Singlon dibentuk pada 2008 dan lahir sebagai media seni yang dilengkapi dengan sarana dan tenaga pengajar. Kesenian diajarkan terbuka untuk umum dan gratis kepada siapa saja yang tertarik untuk belajar seni, baik anak-anak maupun orang dewasa. Di sanggar ini, para pencinta seni tidak hanya didorong untuk mencintai budaya bangsa, namun juga diasah kemampuan dan talentanya dalam menjadi pelaku seni. Anak didik Sanggar Budaya Singlon akan diajarkan menari, menyanyi (lagu daerah), memainkan alat musik tradisional (karawitan), bermain lakon (drama/sendratari), dan kegiatan seni lainnya. Demi terpenuhinya biaya operasional dalam menjalankan sanggar, Joko Mursito memutar otak dengan membuat produk seni yaitu batik. Beliau menamai produksi batik tersebut dengan “Batik Thibthing”. Batik ini terbilang unik dan bernilai seni yang tinggi dengan unsur budaya yang kental dan penuh warna. Produksi batik karya Joko Mursito bermotif antara lain relief candi, huruf aksara Jawa, alat musik tradisional, dan sejenisnya. Joko terus berinovasi dan berkreasi dalam memproduksi batik karyanya seperti misalnya menambahkan motif “geblek renteng” yang terinspirasi dari salah satu makanan khas Kulon Progo “geblek”, yaitu camilan yang terbuat dari tepung singkong.
Background seni yang Joko Mursito miliki telah diasah sejak berkuliah di jurusan Seni Pertunjukan di salah satu kampus seni di Yogyakarta. Joko telah banyak mengukir prestasi di bidang seni baik ditingkat daerah hingga tingkat nasional. Bersama Sanggar Budaya Singlon, Joko Mursito pernah meraih Juara 2 Festival Olahraga Tradisional tingkat nasional pada 2014, juara 1 TAFISA World Games “Nglarak Blarak”, juara 1 Olahraga Tradisional “Obah Owah” tingkat nasional 2018, dan penghargaan lainnya. Joko Mursito juga banyak meraih penghargaan secara individu, antara lain juara 1 Pemuda Pelopor bidang Seni Budaya 2004 tingkat Kabupaten Kulon Progo dan peraih Anugerah Budaya dari Bupati Kulon Progo sebagai “Tokoh Penggiat Budaya” pada 2018.
Tidak hanya aktif sebagai penggiat seni dan budaya, Pria kelahiran Wonogiri, 4 Juli 1972 ini juga senang melibatkan diri dalam beberapa organisasi. Joko Mursito merupakan Ketua Pengurus Harian Jemparingan Mataram Langen Progo (2017-sekarang), Sekretaris Jenderal Jemparingan Nusantara Pusat, Sekretaris Dewan Kebudayaan kabupaten Kulon Progo (2010-2016), Pengurus Karang Taruna kabupaten Kulon Progo, Pimpinan Satuan Karya Widya Budaya Bakti Pramuka – Kwarcab Kulon Progo, Ketua Asosiasi Batik Kulon Progo, dan Ketua Umum FOPU Kulon Progo.
Tidak terafiliasi dengan seni, Joko Mursito tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan di Dinas Pendidikan Kulon Progo (2007 – 2011). Selama masa bakti 5 tahun, beliau juga pernah menjadi Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kulon Progo (2011 – 2016). Saat ini, Joko Mursito diberi tanggungjawab sebagai Sekretaris Dinas di Dinas Kebudayaan Kulon Progo (2016 – sekarang).