Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI) UGM bekerja sama dengan PT Amerta Indah Otsuka mengadakan webinar Career Survival Secret: How to Stay On Track During Uncertain Times pada Kamis, (16/7) via Cisco Webex Meeting. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 300 peserta baik dari UGM maupun universitas lainnya di Indonesia.
Guntur Salim, Presiden Direktur PT Otsuka Distribution Indonesia sekaligus Board of Director PT Amerta Indah Otsuka – Pocari Sweat menjadi narasumber pada webinar kali ini. Beliau menyampaikan kiat-kiat untuk dapat bertahan pada karier di tengah situasi yang tidak menentu, seperti situasi pandemi yang melanda hampir seluruh dunia.
Banyaknya perusahaan yang menerapkan digital technology menjadi sasaran kaum milenial untuk berkarier. Guntur menyampaikan bahwa era milenial banyak kompetisi atau talent war yang sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan bentuk ekosistem perusahaan yang baik sesuai dengan kemajuan teknologi agar bisa mendapatkan talent terbaik dari kaum milenial.
Kaum milenial diyakini lebih adaptif terhadap beragam inovasi di industry, baik di Indonesia hingga dunia. Kaum milenial dirasa lebih siap untuk membangun industri modern dengan kemampuan yang mereka serap selama hidup dalam berbagai macam perubahan yang terjadi. Critical thinking juga menjadi identik dengan era ini karena selalu terjadi perubahan perbaikan terhadap regulasi maupun inovasi teknologi yang ada.
Dibalik advantage menjadi milenial, ada beberapa yang harus diperhatikan. Guntur menyampaikan bahwa ada empat weakness kaum milenial. Sebagai ‘generasi instan’, generasi milenial selalu tidak sabaran, selalu menuntut cepat dan instan. Kedua, milenial dinilai manja. Ditandai saat memasuki dunia kerja, milenial dianggap akan mencari sesuatu yang nyaman tanpa berpikir bagaimana memberikan kontribusi bagi perusahaan. Ketiga adalah kurang tangguh. Hal ini dilihat dari bagaimana kaum milenial memiliki ide tetapi tidak disampaikan dengan jelas dan tidak didasari oleh pengalaman atau riset sebelumnya. Oleh karenanya, menurut Guntur, kaum milenial harus bisa lebih resilient di dalam dunia kerja. Terakhir ialah apatis. Kaum milenial selalu berpikir bagaimana mendapatkan pengakuan dari peers dan mendengarkan hanya dari mereka yang berada dalam satu circle. Hal tersebut mengakibatkan kaum milenial kesulitan untuk bersimpati dan berempati di luar circle mereka.
“Untuk dapat survive, hal-hal tersebut lah yang harus di minimize, dieliminasi, agar dapat bertahan,” pungkas Guntur.
Selama Covid-19, banyak bisnis yang terkena dampak. Guntur menjelaskan bahwa spending perusahaan selama bekerja dari rumah dan bekerja di kantor sangat berbeda dan berdampak pula pada omzet dan keberlangsungan kerja karyawan. Pada akhirnya, pekerja lama dan baru secara tidak langsung berkompetisi untuk dapat bertahan di tengah pandemi.
“Kita masuk di kondisi di mana kompetisi tidak hanya pada sesama fresh graduate tetapi juga dengan pekerja yang sudah lama untuk memberikan kontribusi,” ujar sosok yang telah lebih dari 20 tahun berkarier di dunia marketing ini.
Terdapat empat poin penting untuk dapat bertahan pada karier, jelas Guntur. Empat poin tersebut adalah challenges yourself, curiosity, creativity, dan care. Guntur menekankan “put your soul into your job” agar selalu berani untuk mengembangkan diri dan perusahaan. Selain itu, selalu merasa bodoh atau jangan pernah merasa cukup agar terus mencari jawaban yang secara tidak langsung dapat improve kemampuan diri dan pengetahuan. Kreativitas dibangun dengan kompetisi atau pertarungan. Kita dituntut untuk kreatif melihat fenomena sosial sehari-hari melalui uji konvensional. Terakhir adalah peduli dengan orang lain yang dengan kata lain adalah empati. Kita harus peduli karena untuk menuju sukses, setiap orang butuh dukungan atau support system. Tanpa dukungan dari sekitar, seperti keluarga dan teman, sukses akan sulit, tambah Guntur.
Webinar kali ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada peserta untuk dapat melihat gambaran bagaimana cara mempertahankan karier di setiap kondisi. Setiap orang bisa memulai kariernya dari bawah dan meningkat terus hingga mencapai sebuah posisi dengan integritas serta tanggung jawab yang dibangun.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona;Foto:Dave]
Bergerak menggali potensi diri bagi generasi selanjutnya dengan menanyakan Pola peduli terhadap sesama