UGM Virtual Career Fair 2020 pada Oktober kali ini sekaligus menjadi wadah terselenggaranya Wbinar Sinergi UGM dan KAGAMA bertajuk “Meraih Peluang Kerja di Masa Pandemi” pada Selasa, (22/10).
Seminar ini menjadi rangkaian pembuka acara UGM VCF 2020 hari ketiga. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., Wakil Sekretaris PP KAGAMA memberikan sambutannya di hadapan peserta yang telah bergabung via Zoom Meeting Room dan siaran langsung YouTube. Prof. Wihana menyampaikan pesan dari Ketua Umum PP KAGAMA yang mengapresiasi kegiatan yang inovatif, interaktif, dan sangat impactive.
Situasi pandemi ini, lanjut Prof. Wihana, mendorong kita untuk mengubah paradigma dalam dalam mencari pekerjaan di dunia yang sudah berubah. Generasi muda juga harus dapat berperan langsung dalam bisnis proses.
“Yang terpenting adalah nilai ke-UGM-an masih terlibat dalam semua perubahan tadi,” pungkasnya.
Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM dalam sambutannya menyampaikan bahwa alumni UGM memiliki corporative advantage di bidang toleransi, bekerja dalam tim, integritas, daya tahan dan kreativitas dalam mengembangkan diri menghadapi tantangan di era pandemic, yaitu berpikir reflektif. Selain itu, kelebihan lulusan UGM juga memiliki etika yang tinggi, kemampuan dalam beradaptasi yang tinggi, dan terakhir adalah mampu bekerja mandiri.
“Dengan Sinergi UGM dan KAGAMA ini kita mencari kiat-kiat mencari peluang kerja bahkan menciptakan peluang kerja dan UGM selalu siap membantu lulusannya dan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua network yang ada, salah satunya PP KAGAMA dalam skema pentahelix sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan daya saing, dan memenangkan persaingan global,” ujarnya.
Acara ini diisi oleh Anwar Sanusi, Ph.D., Sekretaris jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Aliuyanto, S.E. selaku wakil pengusaha dan owner Solaria, dan Ir. Delta Hatmantari S., Direktur PT Yodya Karya (Persero). Dalam seminar kali ini, Ir. Delta menyampaikan terdapat beberapa tips yang disampaikan untuk melihat peluang di tengah pandemi, yaitu memahami kondisi industri apakah terdampak pandemi dan upaya yang dilakukan untuk bertahan pada kondisi yang tidak tentu. Lalu, mempercantik daftar riwayat hidup dengan cara membuat portofolio yang mudah dipahami, menonjolkan pengalaman yang relevan dengan posisi yang akan dilamar, menonjolkan soft skill, dan sebagainya. Selain itu, penting bagi jobseeker, lanjut Delta, untuk meningkatkan kemampuan secara otodidak yang bisa didapatkan dari pelatihan indurstri, kursus, bahkan kuliah online. Setelahnya, bangun jaringan seluas-luasnya dari semua lini.
Aliuyanto, S.E., sebagai salah satu narasumber yang juga merupakan pelaku usaha di bidang kuliner, berbagi mengenai pengalamannya selama menjalankan bisnis. Adapun beberapa hal yang ditekankan Aliuyanto untuk memulai usaha, yakni dana yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran usaha yang diterjuni, lalu modal lainnya adalah skill. Terjun di bidang bisnis harus dapat mempelajari dan menguasai bidang yang ingin digeluti terlebih dahulu. Modal berikutnya adalah kemampuan manajerial. Kemampuan manajemen ini penting untuk mengelola keuangan, produk, pemasaran hingga operasional usaha. Hal lain yang tidak kalah penting adalah pengalaman sebelum membuka usaha dan juga kemampuan untuk bernegosiasi.
Anwar Sanusi, Ph.D., dalam paparannya menyampaikan banyaknya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia merupakan tantangan bagi Indonesia. Angkatan pekerja kita saat ini lebih banyak didominasi yang latar belakang pendidikannya tidak terlalu tinggi. Masih banyak lulusan yang tidak terserap dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan tambahan agar bisa mendapat pekerjaan. Hal apa saja yang akan kita lakukan agar segmen masyarakat yang secara pendidikan cukup relatif tinggi dan tidak bisa mengisi ruang-ruang pekerjaan, adalah dengan mendorong balai-balai pelatihan kerja (BLK) dari pemerintahan untuk meningkatkan fasilitasnya dan harus up to date dengan perkembangan lingkungan dan keadaan. BLK kedepannya akan disinkronkan dengan balai pelatihan yang dimiliki oleh perusahaan.
Peluang-peluang di lingkungan pemerintahan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjadi ASN melalui dua skema yaitu skema PNS dan pegawai pemerintah berdasarkan perjanjian kerja. Skema yang kedua diberikan agar orang yang memiliki keterampilan bisa langsung menjadi ASN tanpa memulai semuanya dari nol dengan kemampuan yang dimiliki, misalnya peneliti. Hal ini perlu didorong untuk memperbaiki birokrasi di Indonesia.
Seminar karier kali ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para pencari kerja khususnya lulusan-lulusan baru yang harus mencari pekerjaan di tengah situasi dunia yang selalu berubah. Selain itu, para peserta juga harus pandai dalam melihat peluang kerja serta memanfaatkan semua teknologi untuk mengembangkan kemampuan diri. Melalui Sinergi UGM dan KAGAMA diharapkan dapat melahirkan generasi yang unggul dan dapat memenuhi kebutuhan pasar industri.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona]