Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Jebsen & Jessen Indonesia mengadakan Webinar Career Mangement bertajuk “Why Should Anybody Hire You?” yang diselenggarakan pada Kamis, (29/4) melalui Zoom Meeting Room. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 70 peserta yang berasal dari berbagai macam latar belakang jurusan.
Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM, dalam sambutannya menyampaikan acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan rutin webinar career yang mengundang para pembicara dari industri mitra UGM.
“Melalui webinar ini kita berusaha membantu industri untuk menemukan alasan mengapa mereka harus meng-hire teman-teman, apakah karena skill yang Anda miliki, sifat leadership Anda, atau kemampuan interpersonal Anda. Ini adalah hal-hal yang perlu kita ketahui agar ketika teman-teman terjun ke dunia industri, tidak lagi kaget dan paham mengapa perusahaan meng-hire Anda,” ungkapnya.
Dr. Danang juga menambahkan melalui kegiatan ini, peserta dapat memahami apa itu value proposition hingga kredibilitas yang dimiliki karena ketika masuk ke dunia industri, memenuhi syarat saja tidak cukup namun juga harus memiliki keunggulan yang berbeda dengan competitor kita.
Kegiatan webinar kali ini diisi oleh Sugandi, Pharma & Personal Care Department Manager Jebsen & Jessen Indonesia. Jebsen & Jessen adalah grup perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 120 tahun dan saat ini memiliki bisnis unit di antaranya Cable Technology, Ingredients, Material Handling and Technology, dan yang terakhir adalah Packaging.
Sugandi menyampaikan bahwa untuk memutuskan satu karier atau satu pekerjaan ke depannya, kita harus mulai mempertanyakan ke diri sendiri untuk mengetahui interest, value, dan keahlian yang kita miliki. Interest adalah minat atau hal yang kita sukai. Value adalah apa yang kita mau untuk kita kerjakan, tetapi skill atau keterampilan adalah apa yang bisa kita lakukan dan pada tingkat keahlian seperti apa kita bisa lakukan hal itu. Oleh karena itu, Sugandi mengatakan bahwa ketiga hal tersebut harus kita ketahui lebih dahulu sebelum memutuskan pekerjaan.
“Kita harus mulai menentukan pekerjaan macam apa yang saya mau, jadi saya harus menentukan dari diri saya sendiri value apa yang paling penting buat diri saya yang bisa membuat saya berkembang kedepannya,” pungkasnya.
Dalam bekerja pun, tambahnya, harus menerapkan pikiran bahwa apa yang sedang kita lakukan adalah sesuatu yang besar, kita juga harus mencintai apa yang kita kerjakan. Kalau belum menemukan, tetap mencari dan jangan cuma diam di tempat. Karena dengan menyukai apa yang kita kerjakan maka hasilnya akan lebih maksimal dapat bermanfaat.
“Kita juga harus paham tentang kekuatan dan kelemahan kita. Kalau kita sudah tahu apa kekuatan kita, maka tonjolkan, kalau tahu kelemahan, maka kita perbaiki,” ujarnya.
Feedback juga menjadi hal yang penting di dalam lingkungan kerja. Hal ini menjadi penting karena dengan mendapat feedback kita bisa tahu apa saja yang menjadi kemampuan kita dan di bagian apa kita dapat mengasah maupun mengembangkan kemampuan yang ada. Sugandi mengatakan feedback bisa kita dapatkan dari siapa saja yang ada di sekitar kita dan pernah bekerja sama dengan kita.
“Ada empat tahap kompetensi. Pertama, tidak sadar kalau dia tidak punya keterampilan. Kedua, setelah dia mulai belajar, dia sadar kalau dia tidak punya keterampilan. Kemudian, setelahnya dia akan belajar dan mulai sadar kalau dia bisa punya keterampilan. Sampai tahap akhir adalah dia tidak sadar kalau ternyata karena sering mengasah keterampilan, dia jadi ahli,” jelas Sugandi.
Intinya, tidak perlu takut dan merasa rendah diri ketika merasa belum punya keahlian apapun. Tapi tanamkan bahwa karena tidak punya keahlian maka ingin belajar dan harus terus latihan.
Banyak informasi maupun assessment diri yang bisa didapatkan dari webinar ini. Para peserta diharapkan dapat mengetahui nilai dan keahlian dari diri sendiri sebelum memutuskan untuk bekerja agar ketika bekerja tidak ada beban yang berarti dan dapat berkontribusi secara maksimal baik bagi diri sendiri dan sekitar maupun perusahaan.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Maruf]