UGM Career Preparation Camp 2021 sesi kedua bertajuk “Career Path Starts Here” diselenggarakan pada Jumat, (20/8) melalui Zoom Meeting Room dan YouTube. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai fakultas dan sekolah di lingkungan Universitas Gadjah Mada.
Kali ini, Career Preparation Camp diisi oleh Dila Dama Atprinka, M.Psi., Psikolog, Head of Employment GovernancePT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dila memulai dengan paparan mengenai era disrupsi yang kompleks, uncertain, volatile, namun di sisi lain ada bonus demografi. Perubahan yang sangat cepat membuat pekerja harus mengasah dirinya sesering mungkin agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Dila menyampaikan setiap orang pasti memiliki mimpi dan cita-cita, dan untuk mencapai cita-cita tersebut, banyak yang akan kita lalui termasuk upgrade diri sendiri, re-skilling, dan up-skilling diri kita. Dua skill penting yang harus terus diasah dan dipertahankan, bagi Dila, adalah Bahasa Inggris dan melek teknologi.
Karena kondisi yang complex, volatile, uncertain, dan The World Economic Forum memprediksikan 35% persen skill yang dibutuhkan dunia industri sekarang akan berubah pada tahun 2030 nanti, dan sebanyak 65% anak-anak yang lahir tahun-tahun ini akan mengejar karier yang bahkan tidak ada di masa kini. Akan ada banyak skill yang kebutuhannya meningkat dan menurun seiring berjalannya waktu. Salah satu skill yang akan dibutuhkan dalam jangka panjang misalnya analytical thinking and innovation, complex problem-solving, creativity, originality, and initiative, technology design and programming, dan sebagainya. Job role yang akan survive hingga beberapa tahun ke depan pun hampir seluruhnya berkaitan dengan big data dan AI.
Lalu, bagaimana memulai karier di masa kompleks dan penuh ketidakpastian seperti sekarang? Dila mengatakan pertama adalah harus memiliki tujuan atau goal dan deskripsikan goal tersebut lebih mendetail. Setelah itu harus mau menghadapi risiko apa saja yang kemungkinan akan dihadapi. Cita-cita atau mimpi kita harus bisa mengarahkan dan terakhir harus bisa memotivasi.
Selain itu, kita harus mengetahui siapa diri kita. Dila menyampaikan ada empat hal yang harus direkognisi yaitu talent, personality, interest, dan weakness. Setelah bisa mengetahui diri kita, buat action plan dengan menentukan tujuan akhir, membuat langkah-langkah yang akan kita lakukan, memprioritaskan tugas dan beri batasan, mengindentifikasi segala sumber yang menunjang tujuan kita, dan mengeksekusi rencana yang telah dibuat. Hindari hanya mengikuti arus karena mungkin tidak akan mencapai puncak dari tujuan kita.
Dila menambahkan role model sebagai bagian dari langkah untuk mencapai kesuksesan karier. Role model dapat membuat kita memahami dan mengetahui tujuan kita dan proses yang akan dilalui, memahami dan merekognisi diri kita, membentuk karakter pribadi, memahami standar sukses dari apa yang kita inginkan, dan menjadi pribadi yang tahu bagaimana mengapresiasi proses dan kerja keras.
Kegiatan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi peserta agar bisa mulai menentukan cita-cita dan mimpinya sehingga dapat mengatur langkah mencapai mimpinya. Selain itu juga sebagai bekal dalam memperkuat skill dan karakter sebelum memasuki dunia kerja.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Anas]