UGM Career Preparation Camp 2021 sesi ketiga digelar dengan tajuk “Essential Kits For Recruitment Process”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Jumat, (27/8) ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dihadiri lebih dari 400 mahasiswa dan alumni Universitas Gadjah Mada.
Career Preparation Camp hari ini menghadirkan Nika Roekmi Woelan Sari, M.Psi., Psikolog, Talent Acquisition Specialist dari PT Engineering Career Center. Sesi kali ini, Nika, kerap disapa, lebih memfokuskan pada persiapan untuk job application seperti cover/application letter, Curriculum Vitae (CV), dan portofolio agar dilihat oleh recruiter ketika seleksi.
Di masa sekarang, cover letter tetap menjadi salah satu yang harus dipersiapkan sebagai penanda dan pengantar kita untuk memasuki sebuah perusahaan. Untuk mendapatkan perhatian dari perusahaan atau recruiter, ketika membuat cover letterharus terdiri dari header, salutation, dan paragraf pembuka. Isi paragraf utama dengan alasan mengapa kita merasa cocok dan pas dengan perusahaan yang kita tuju, dan paragraf penutup yang menyampaikan alasan mengapa perusahaan tersebut menjadi fokus kita. Jangan lupa menggunakan bahasa yang formal dan tanda tangan. Sertakan catatan tambahan jika diperlukan.
Selanjutnya Nika membahas mengenai CV yang menarik di mata recruiter. Nika mengatakan pada bagian informasi pribadi, tambahkan ketertarikan, kelebihan, serta value yang kita miliki selain informasi kontak. Value nantinya akan dilihat menjadi landasan dari cara kita berpikir, berbicara, maupun berperilaku. Selain itu, mengapa penting menyertakan ketertarikan kita atau interest, karena hal tersebut penting bagi perusahaan untuk menempatkan kita pada posisi yang sesuai dan kita bisa berkembang di dalamnya.
Di masa pandemi ini, hampir semua perusahaan mengadakan seleksi dengan cara daring. Oleh karena itu, tampilan dan konten sangat penting diperhatikan di dalam CV agar dilirik oleh recruiter di tengah banyaknya CV yang juga mendaftar pada perusahaan yang kita tuju. Utamanya pada bagian isi, diisi informasi yang penting dan sekiranya dibutuhkan saja. Pada bagian pendidikan misalnya, urutkan berdasarkan pendidikan terakhir yang kamu tempuh dan tidak perlu disertakan keterangan pendidikan dari TK. Tambahkan esai yang dapat berupa karya tulis atau tugas akhir seperti skripsi atau tesis. Kemudian pada bagian organisasi atau pengalaman di bidang professional, beri penjelasan nama kegiatan atau komunitas atau organisasi yang pernah diikuti dan jabarkan apa kontribusi atau peran kita pada kegiatan atau komunitas tersebut. Hal ini nanti akan menjadi pembahasan ketika wawancara terutama pada proses-proses yang dilalui.
Ada pula bagian self-development yang merupakan kegiatan untuk mengasah skill yang kita miliki. Hal ini dapat berupa webinar, kursus, atau pelatihan-pelatihan. Kemudian ada bagian set of skills yang terdiri dari technical/hard skill atau social/soft skill. Urutkan berdasarkan yang paling kita kuasai dan PD (re: percaya diri) dengan keahlian tersebut. Ini menjadi penting sebagai salah satu ‘selling point’ yang kita berikan tentang diri kita.
Dalam membuat CV, lanjut Nika, beberapa hal perlu diperhatikan seperti harus up to date, relevan, upgrade skills, mudah dibaca oleh recruiter, hingga identitas yang sesuai. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam membuat CV juga harus diteliti lagi seperti tidak rapi, kontak yang terus berubah, manipulatif, irrelevant dengan perusahaan yang dituju, dan kesalahan dalam pengetikan.
CV sejatinya merupakan ringkasan mengenai diri kita untuk dilihat oleh perusahaan terlebih dahulu. Maka dari itu, penting bagi pelamar kerja untuk membuat CV yang menarik agar bisa dilirik oleh perusahaan pada proses seleksi administrasi. Dengan adanya Career Preparation Camp ini, diharapkan peserta dapat memoles CV nya secara mandiri agar lebih ‘menjual’, informatif, dan menarik untuk dilirik oleh recruiter.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Anas]