Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI UGM) kembali menggelar series Webinar Karier #4: Driving Future with Disruptive Innovation in Agro-Industry and Agribusiness Sectors pada Sabtu, (18/9) via Zoom Meeting Room. Dihadiri oleh lebih dari 55 peserta, webinar kali ini menyasar alumni yang ingin berfokus pada bidang agro.
Acara diawali dengan sambutan oleh Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Direktur KAUI UGM, yang menyampaikan bahwa tujuan dari webinar karier ini adalah untuk mendekatkan mahasiswa dan alumni kepada pasar kerja. Di tengah gencarnya pemerintah dalam meningkatkan sektor agro industri, Dr. Danang juga mengatakan banyak alumni UGM yang telah menghasilkan start up di bidang agro untuk menyokong pemerintah.
“Dalam menapaki karier, tidak ada yang bisa dilakukan secara instan. Harus dibangun sejak kuliah dan memiliki reputasi,” katanya.
Dr. Danang berharap melalui kegiatan ini, peserta dapat menyerap experience sebanyak-banyaknya dari narasumber yang merupakan salah satu pegiat dari bidangnya. Hal ini tentu berguna untuk memperkaya pengetahuan dan nantinya bisa dimanfaatkan.
Webinar kali ini diisi oleh Belinda Arunarwati Margono, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) KLHK. Belinda mengawali paparannya dengan memperlihatkan apa saja tantangan yang dihadapi sektor agro di masa depan. Peran sektor agro sangat tinggi dengan beberapa konsekuensi yang harus dihadapi, seperti sumber daya alam yang memiliki kapasitas terbatas, jumlah penduduk semakin bertambah, hingga ancaman perubahan iklim.
Belinda mengatakan di dunia yang terus berubah ini, teknologi informasi terus berkembang sehingga menyebabkan perubahan gaya hidup. Salah satunya adalah munculnya ragam bisnis digital. Ketimpangan digital juga kerap terjadi seperti misalnya penetrasi informasi digital yang tidak merata di Indonesia terutama di pedesaan yang hanya mencakup 40% – 48%.
Selain itu, lanjut Belinda, bonus demografi juga menimbulkan tantangan tersendiri untuk mempersiapkan SDM yang unggul dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan, salah satunya kecakapan digital. Indonesia sendiri akan membutuhkan 9 juta tenaga IT pada tahun 2030. Berkaitan dengan sektor agro, Belinda menyampaikan meskipun IT ke depannya akan menguasai teknologi dan pasar industri, namun mengenai objeknya sendiri tetap membutuhkan tenaga ahli yang kompeten pada bidangnya, salah satunya adalah pengolahan hasil hutan. Dengan prinsip sustainability, sektor agro dapat mengoptimalkan perannya dengan kolaborasi bersama dengan banyak sektor.
Masa pandemi, sektor agro meningkat karena menjadi salah satu sektor yang tidak begitu terdampak karena pangan didapatkan dari sektor ini. Oleh karena itu, masih diperlukan ahli yang kompeten baik itu pada bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, maupun peternakan.
Pada kegiatan ini Belinda berpesan untuk jangan menjadi bagian dari masalah tapi jadilah bagian dari solusi serta selalu menjaga bumi dengan baik karena urusan sosial, ekonomi, dan lingkungan merupakan tugas kita bersama.
Kegiatan webinar ini diharapkan dapat memberikan insight bagi peserta terutama yang memiliki kosentrasi pada bidang agro industri maupun agribisnis.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Anas]