Menjadi dokter di daerah pedalaman bukanlah hal yang mudah. Komitmen untuk mengabdi bagi masyarakat menjadi poin utama bagi seorang dokter bersedia ditugaskan di daerah tertinggal, terdepan, terluar. Dinamika bertugas di daerah pedalaman ditekuni oleh alumnus Fakultas Kedokteran Gigi UGM, drg. Muhammad Hirzi Nugraha. Saat ini, ia bertugas di Puskesmas Kalumpang, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Sebagai tenaga Kesehatan dengan penugasan khusus, ia memberikan upaya kesehatan yang terintegrasi. Kegiatan tersebut mencakup aspek preventif, promotif, dan kuratif yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan (DTKP) serta Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
Pada tahun 2021, drg, Muhammad Hirzi Nugraha dinobatkan sebagai alumnus berprestasi UGM pada Bidang Pelopor Pemberdayaan Daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan. Sebelumnya, ia telah menerima beberapa penghargaan atas kepeloporan, komitmen, dan kontribusi di daerah 3T, di antaranya adalah penghargaan sebagai Dokter Gigi Teladan di Wilayah Kerja Kabupaten Pulang Pisau dan masuk enam besar Nakes Teladan 2022 se Indonesia yang diseleksi oleh Kementerian Kesehatan.
Menurut Hirzi, bekerja di daerah 3T memiliki tantangan tersendiri yaitu sulitnya mengubah pola hidup masyarakat untuk hidup lebih sehat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengubah pola hidup masyarakat, seperti lomba mandi bersih yang mengajak masyarakat karena masyarakat tidak terbiasa mandi dan sikat gigi. Selain itu, ia dan tim nakes lainnya yang bertugas di daerah tersebut juga menginisiasi budaya cuci tangan pakai sabun, membangun jamban umum untuk desa yang belum memiliki jamban, mengaktifkan dokter kecil untuk membantu menyosialisasikan Kesehatan gigi dan mulut, serta mengadakan kegiatan sikat gigi bersama setiap hari Jumat untuk anak-anak.