Universitas Gadjah Mada melangsungkan kegiatan Sinergi UGM dan KAGAMA dalam acara Pembekalan Calon Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Periode November 2021 pada Selasa, (11/23) melalui Zoom Meeting Room dan siaran langsung YouTube. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 1.700 peserta yang sekaligus merupakan calon wisudawan.
Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM memberikan selamat kepada para calon wisudawan karena telah lulus dari perguruan tinggi.
“Selama proses mengikuti pendidikan, mulai dari masuk (kuliah) sampai dengan saat ini (lulus), tidak terasa teman-teman sudah menjalani apa yang dinamakan pemupukkan jati diri UGM, yaitu karakter dan nilai UGM telah menjadi bagian dari diri teman-teman” kata Prof. Paripurna.
Era dulu dan kini pun, lanjutnya, sangat berbeda dalam hal mencari kerja. Dulu orang banyak melihat jabatan saja, semakin tinggi semakin bagus tanpa memperhatikan aspek lain bahkan gaji. Namun sekarang, generasi ini lebih banyak melihat pekerjaan dari tantangannya. Pengalaman yang ditawarkan perusahaan bahkan menjadi barang mewah bagi lulusan masa kini, tambahnya.
Anwar Sanusi, Ph.D., Wakil Ketua Umum II PP KAGAMA juga turut hadir memberikan sambutan pada pagi ini.
“Lulusan UGM itu memiliki sifat yang pertama ulet dalam bekerja, kedua adalah pekerja tangguh, dan ketiga pembelajar sejati,” pungkas Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan RI ini.
Pada kesempatan ini, Anwar memaparkan mengenai kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Ada pula tantangan dan peluang untuk peningkatan kompetensi di Indonesia. Anwar menyampaikan bahwa pelatihan vokasi menjadi solusi untuk percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terampil.
Kegiatan kali ini diisi oleh Kunta Wibawa Dasa Nugraha, S.E., M.A., Ph.D., Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI dan Dra. Tri Yuli Adriana, Psikolog., Wakil Direktur IV Bidang SDM, Kemahasiswaan, dan Alumni Politeknik Astra. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Nur Abdillah Siddiq, S.T., Dosen Fakultas Teknik UGM, kegiatan talk show berjalan lancar.
“Pengalaman itu penting, terutama dari sisi pengalaman kerja. Saya melihat staf-staf yang kalau dia kuliah terus, kadang-kadang perlu waktu untuk menyesuaikan diri karena kebutuhannya berbeda dengan apa yang dipelajari,” ungkap Kunta, sosok yang sudah berkiprah selama 27 tahun di Kementerian Keuangan ini.
Bagi Kunta, sebaiknya pertama kali kita harus mulai bekerja dulu untuk mengetahui apa yang dibutuhkan di dalam dunia kerja lalu saat kita memilih untuk sekolah lagi, jurusan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan karena sekolah merupakan tempat untuk membuka cakrawala.
Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis ini mengatakan kepada calon wisudawan agar nantinya jangan terlena dengan zona nyaman karena ada saatnya kita harus banyak melakukan perubahan.
“Dalam bekerja, dedikasi dan loyalitas itu penting. Hard work and dedication, anything is possible. Dalam arti bahwa di manapun kita, sepanjang kita bisa membuat terobosan dan inovasi dan menujukkan bahwa kita bekerja dengan hati, maka tidak ada persoalan. Yang dikhawatirkan kalau kita sudah berhenti dan putus asa,” ujarnya.
Alumni UGM harus memiliki soft skill yang pertama pertama adalah integritas, di mana pun kita berada, integritas adalah hal yang paling mendasar. Kedua adalah bekerja keras. Semua capaian dan kesuksesan pasti ada kerja keras. Terakhir yaitu jangan sampai putus asa.
Selaras dengan hal tersebut, Tri juga menyampaikan bahwa lulusan UGM harus punya spirit bahwa kita bisa menjawab tantangan. Integritas, ketangguhan, handal, kolaboratif, dan inovasi adalah cara untuk menjadi individu yang unggul.
“Oleh karena itu, ntuk melengkapi soft skill bisa dengan mengikuti beberapa kegiatan di organisasi,” tambahnya.
Berkutat lama di bidang HR, Tri mengatakan bahwa ilmu apapun pada dasarnya dapat kita pelajari asal kita mau belajar. Banyak pelamar yang tidak sesuai dengan jurusannya namun berani menawarkan kompetensinya pada bidang yang tidak linier.
“Kita harus penasaran. Kalau bisa menghasilkan satu jawaban atas misteri, maka kita bisa menghasilkan yang namanya masterpiece. Kalau kita sering-sering bisa menghasilkan masterpiece maka peluang akan datang dengan sendirinya,” kata alumnus Fakultas Psikologi ini.
Intinya adalah menjadi pribadi yang berkomitmen, memiliki value and willingness, selalu penasaran, dan bisa menghasilkan solusi. Di industri, lanjut Tri, kompetensi akan sama dan tidak dilihat berdasarkan pendidikan. Namun, sebagai alumni universitas yang sangat menghargai inklusivitas, rekruter melihat orang-orang yang memandang perbedaan sebagai sebuah kekuatan adalah poin tambah.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para calon wisudawan dapat membekali diri mereka dengan nilai-nilai UGM salah satunya integritas. Para narasumber berharap para alumni dapat memberikan kontribusi untuk penyelesaian persoalan bangsa serta dapat ikut serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi karena semangat inovasi merupakan salah satu ciri kemajuan bangsa.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona, Foto:Anas]