Sinergi UGM dan KAGAMA kembali digelar dalam kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan Program Sarjana dan Diploma Periode Februari 2022 pada Selasa, (22/02) secara daring. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 900 peserta calon wisudawan periode Februari 2022 yang hadir baik via Zoom Meeting Room dan kanal YouTube.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini menjadi penting karena para calon wisudawan harus mulai memahami bahwa lulus tidak hanya untuk bekerja tetapi juga untuk mengabdi pada masyarakat dengan bekal pembentukan karakter yang dibangun selama masa studi.
“Hidup nanti tidak hanya sekedar mencari nafkah tapi juga akan menyebarkan suatu value atau nilai UGM dan nilai ini nanti akan berperan membawa visi misi UGM di masa depan sebagai calon pemimpin,” ujarnya.
Wakil Sekretaris Jenderal PP KAGAMA, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, juga turut memberikan sambutannya. Prof. Wihana mengatakan bahwa karakteristik dari alumni UGM sudah jelas karena sudah melekat. Nilai-nilai ke-UGM-an ini lanjutnya, akan dibawa terus sampai dunia kerja. Sebagai alumni UGM juga harus bangga karena lulus dari kampus yang direkognisi dunia.
“Alumni UGM itu punya paradigma yang berbeda dengan yang lain. Lahir dari universitas kerakyatan artinya mindsetkita bekerja harus ada value kebersamaan, keberlanjutan, yang nanti kembali ke rakyat,” kata Prof. Wihana.
Kegiatan pembekalan kali ini diisi oleh Sahabat UGM, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang merupakan tokoh militer di Indonesia dan Wakil Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) serta alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Edwin Hidayat Abdullah. Kegiatan ini menjadi menarik karena dipandu oleh Direktur Urusan Internasional Universitas Esa Unggul sekaligus merupakan seorang Notaris dan alumnus Fakultas Hukum UGM, Prita Miranti Suyudi.
Chappy mengawali paparannya mengenai integritas. Berkaca dari kunci sukses masyarakat Jepang, bahwa untuk bisa menjadi sebuah negara maju adalah creating the new atau kaizen (penyempurnaan tiada henti).
“Calon wisudawan harus bisa mengejar untuk menjadi seseorang yang can do oriented. Kemudian jadilah seseorang yang selalu berpikir kreatif karena semakin kreatif seseorang maka akan semakin tinggi performance-nya dalam kehidupan,” ujar sosok yang kini banyak menuliskan buku ini.
Hal kedua yang disampaikan oleh Chappy adalah mengenai pengetahuan umum tentang kedirgantaraan Indonesia yang memiliki persoalan mengenai FIR (flight information region) yang terdapat di wilayah barat Indonesia yang berada di bawah otoritas Singapura. Baginya, wilayah kedaulatan Indonesia di udara merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan dignity.
Terakhir Chappy memaparkan tentang bagian dari leadership. Kemajuan teknologi kini sangat cepat. Kita sedang berada di era 4.0 melangkah ke 5.0, lanjutnya. Oleh karena itu, di era yang terus menerus berubah,kita memerlukan ketaatan azaz (taat pada prosedur, aturan, dan regulasi), serta harus terus menambah kualitas diri salah satunya melalui sikap disiplin dengan pengawasan dan law enforcement.
Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Edwin, kerap disapa, melanjutkan paparan dengan menyampaikan bahwa setelah lulus, pekerjaan dan gelar bisa saja berganti, namun gelar sebagai alumni UGM akan tetap bertahan selamanya.
“Pesan saya do not underestimate yourself karena suatu hal kecil yang kita lakukan bisa berdampak sampai ke ujung,” pesannya.
Edwin mengatakn ada empat hal penting yang harus diperhatikan lulusan UGM mengenai bagaimana manusia beroperasi dan digerakkan dalam kehidupan. Pertama adalah relasi dengan orang. Kita harus membuat relasi layaknya kekerabatan, bukan seseorang yang lain. Kedua adalah value atau nilai, yang nilai ini bukan hanya sekedar wacana namun juga ada manifestasinya dalam kehidupan.
“Karena nilai yang sebenarnya adalah nilai yang bisa menjadi suri tauladan,” lanjutnya.
Ketiga adalah pengetahuan, karena pengetahuan seperti dua sisi uang koin ketika digunakan, bisa membawa hal baik atau hal buruk. Keempat adalah interest, karena kita harus memiliki kepentingan atau ketertarikan untuk terus berkembang.
“Keempat prinsip tersebut akan sangat membantu kita dalam menjalankan kehidupan karena in the end of the day, yang kita cari bukan cuma uang atau jabatan, tetapi our own legacy yang bisa bermanfaat untuk kita bagikan di masa depan,” sambungnya.
Setelah paparan dari kedua narasumber, kegiatan berlangsung interaktif dan banyak peserta yang bertanya mengenai kiat-kiat menghadapi banyaknya arus informasi. Tidak hanya bekal untuk mencari kerja, hal lain yang dibutuhkan juga adalah cara bagaimana agar dapat bertahan dan berkembang serta bermanfaat bagi orang lain. Harapannya para peserta dapat menggali sebanyak-banyaknya manfaat dari apa yang disampaikan oleh pembicara.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona;Foto:Rosyid]