Rektor dan jajaran pimpinan Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan kunjungan ke kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Jumat, (15/04). Turut serta dalam rombongan yaitu Ketua Senat Akademik, Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum., Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc., beserta beberapa dekan dan staf universitas. Kegiatan ini merupakan kunjungan kerja sama UGM dengan Pengurus Cabang KAGAMA Balikpapan yang berlangsung selama dua hari.
Setibanya di Balikpapan rombongan UGM langsung menuju Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) yang merupakan salah satu daerah hutan primer di Kalimantan Timur yang masih terjaga keasliannya. Hutan lindung dan masyarakat di sekitar HLSW menjadi salah satu desa binaan KAGAMA Balikpapan. Rektor menyampaikan apresiasi kapada Pengelola HLSW dan Pengcab KAGAMA Balikpapan yang mampu mempertahankan Kawasan HLSW sebagai hutan primer. Berbagai spesies dan ordo tumbuhan ada di hutan ini. Demikian juga berbagai jenis burung yang dilindungi, harimau, dan jenis kera dari yang terkecil hingga terbesar. Pada kesempatan tersebut dilakukan penanaman pohon ulin oleh Rektor dan rombongan sebagai bentuk kontribusi UGM dalam menjaga kelestarian HLSW. Malamnya, rektor dan rombongan mengadakan acara ramah tamah bersama Pengcab KAGAMA Balikpapan.
Pada hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan menuju titik nol Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Pada kesempatan ini dilakukan penyerahan MoU antara UGM dengan Pemerintah Kabupaten PPU yang dihadiri oleh Plt. Bupati Penajam Paser Utara, H. Hamdan.
Kunjungan dilanjutkan ke Desa Inklusi Karya Jaya, Samboja, yang juga merupakan desa binaan KAGAMA Balikpapan. Kehadiran rombongan UGM disambut hangat oleh Kepala Desa Karyajaya. Di desa ini KAGAMA Balikpapan melakukan pendampingan budidaya anggur bagi warga desa. Pada sesi diskusi, Ketua Senat Akademik UGM, Prof. Dr. Sulistyowati, S.H., M.Hum. menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KAGAMA yang sudah membantu menyelesaikan permasalahan di Desa Karya Jaya ini.
“Keberadaan KAGAMA betul-betul memiliki wujud dari apa yang sudah diperoleh di bangku kuliah yang mana di bangku kuliah belum tentu dipakai. Apa yang ada di Desa Karya Jaya ini menggambarkan apa yang dihadapi jauh lebih kompleks. Kehadiran KAGAMA benar-benar sangat dibutuhkan,” kata Prof. Sulistyowati.
Dekan Sekolah Vokasi, Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono juga melihat bahwa di Desa Karya Jaya sudah menggunakan Water Treatment Plant (WTP) yang bisa digunakan untuk air hujan dan memungkinkan juga desa ini menjadi desa ramah air hujan sehingga ketika ada perubahan iklim, desa Karya Jaya sudah siap. Lalu, seperti yang disampaikan Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Pengurus Cabang Balikpapan, Didik Anggrat, bahwa dalam pembangunannya desa ini terbuka luas dan UGM tentunya siap menyebarkan ilmu untuk mewujudkan Desa Inklusi ini. Tidak berhenti di situ, KAGAMA Cabang Samarinda juga akan membuat desa binaan untuk menggunakan air hujan agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Pada sore hari kegiatan dilanjutkan dengan acara sarasehan Sinergi UGM dan KAGAMA bersama KAGAMA Balikpapan dan tokoh masyarakat. Acara berlangsung hangat dan sekaligus menjadi momen UGM bertemu para alumninya. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 50 orang alumni yang berdomisili di Balikpapan.
Melalui kegiatan ini diharapkan UGM, KAGAMA, dan pemerintah daerah dapat terus bersinergi untuk membangun daerah-daerah di Indonesia serta berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona/Ari, Foto:Rosyid/Ari]