Sinergi UGM dan KAGAMA kembali digelar pada kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan Program Pascasarjana Periode April yang dilangsungkan pada Selasa, (19/04). Kegiatan ini dilangsungkan secara virtual dan dihadiri lebih dari 880 calon wisudawan dari total 1.339 calon wisudawan periode April.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng, IPU., ASEAN Eng., dalam sambutan pembukanya menyampaikan harapannya melalui pembekalan ini dapat menginspirasi serta memberikan gambaran mengenai dunia karier setelah lulus.
“Kami berpesan sebagai UGM, para calon wisudawan dan wisudawati nanti dapat berkiprah di masyarakat dengan kompetensi yang dimiliki guna mempercepat pembangunan bangsa Indonesia dalam mencapai kemajuannya,” ujar Prof. Panut.
Kegiatan juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum II Pengurus Pusat KAGAMA sekaligus merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, Ph.D. Anwar mengatakan bahwa KAGAMA menyambut hangat kehadiran para calon wisudawan karena akan menjadi bagian dari KAGAMA.
“Sekecil apapun saya yakin yang namanya kehadiran alumni UGM tentunya memiliki nilai yang bisa diberikan kepada sesama yang akhirnya bisa memberikan nilai tambah dalam hal apapun bagi masyarakat,” pungkasnya.
Kali ini narasumber dari Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Direktorat Jenderal PKTL, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ir. R.A Belinda Arunawati Margono, M.Sc., Ph.D. dan dari German Research Center for Environmental Health, Metabolomics and Proteomics Core (MPC), Helmholtz Zentrum München, Dr.rer.nat. Anna Artati, M.Sc., M.Si. Diskusi dimoderatori oleh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM sekaligus merupakan Ph.D candidate in International Business di University of Agder, Naya Hapsari, S.E., M.Sc.
Anna, kerap disapa, mengawali paparannya dengan memperkenalkan tentang Helmholtz Center Munich (HMGU) yang memiliki fokus penelitian pada penyakit-penyakit umum yang berkembang atau disebabkan oleh interaksi latar belakang genetik dengan gaya hidup serta lingkungan, salah satunya seperti diabetes, alergi, dan paru-paru kronis.
Anna berkecimpung langsung dalam penelitian tentang metabolomics atau studi tentang metabolisme di dalam tanaman untuk pengembangan obat. Anna juga membahas mengenai Jerman sebagai negara yang dikenal dengan research oriented sehingga kesempatan karier di bidang riset sangat besar bahkan juga di dunia industri. Jerman memiliki research character yang membuat peneliti-peneliti di sana selalu lebih maju dari yang lain.
Dilihat dari sisi ketersediaan SDM, Anna mengatakan Indonesia juga tidak kalah karena sangat banyak orang yang pintar di sekitar kita. Namun, ada beberapa karakter dalam budaya Jerman yang dapat kita kembangkan agar menjadi pribadi yang lebih hebat dan membawa Indonesia bersaing dengan negara-negara lainnya.
“Ada beberapa karakter yang bisa kita petik dari research character ini. Pertama selalu mengembangkan analytical mind. Kemudian curiosity atau rasa keingintahuan. Tanpa keingintahuan akan suatu hal, mungkin kita juga tidak melakukan sesuatu hal dengan detail. Ketiga adalah observant atau mengamati dengan teliti. Selanjutnya bekerjalah secara sistematik, jangan segan-segan meneliti kembali apa yang telah kita kerjakan. Kemudian ada communication skill dan networking. Jangan segan untuk bertukar ide dengan orang yang memiliki latar belakang ilmu yang berbeda. Harus open mind,” jelasnya.
Paparan dilanjutkan oleh Belinda yang membahas tentang “Tantangan Karier Masa Depan Pada Bidang Berbasis Lingkungan”. Dengan tagline “driving future with style and dignity,” Belinda mengajak calon wisudawan untuk lebih peka terhadap situasi yang ada di tengah-tengah kita dan kemudian berkontribusi dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah. Salah satunya berkaitan dengan perlunya fondasi yang kuat terkait perlindungan lingkungan dan iklim karena ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak, lintas generasi, lintas disiplin maupun lintas sektor, untuk kemudian secara kolektif berinovasi dan memikirkan solusi di semua bidang kehidupan.
“Kata-kata kunci lulus pascasarjana itu ada standar akademik yang berkualitas, peka terhadap situasi, mencari solusi pemecahan masalah, berorientasi sinergi, multi disiplin, dan lintas disiplin,” ujarnya.
Belinda juga menekankan bahwa ada kompetensi standar yang harus dimiliki, antara lain integritas, profesional, dan leadership.
“Integritas sebagai nilai dasar kita. Lalu profesional, artinya kita berbicara sesuai kapasitas dan kemampuan kita, tidak menyampaikan hal yang tidak kita ketahui. Leadership karena kita sudah menempuh pendidikan tinggi, maka kita harus bisa mengelola skill leadership serta networking untuk membangun kolaborasi dan jaringan kerja serta menambah ilmu lainnya,” kata alumnus Fakultas Kehutanan ini.
Melalui kegiatan ini diharapkan para calon wisudawan dapat membekali diri dengan nilai-nilai kehidupan sebagai pedoman dalam berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Rosyid]