Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional mengadakan seminar karier bertajuk “Storytelling in the Digital Era” pada Selasa, (12/07) dan dilangsungkan secara bauran di Ruang Multimedia 1 Gedung Pusat Lantai 3 UGM dan Zoom. Seminar kali ini mengundang Hari A. Kurniawan atau lebih dikenal dengan Om Hao, Head of R&D MD Entertainment sekaligus talent dari kanal Kisah Tanah Jawa. Kegiatan dihadiri sebanyak 37 peserta luring dan 57 peserta daring.
Kegiatan diawali sambutan yang disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Hubungan Alumni, Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum. Sulistyowati mengatakan melalui seminar ini para peserta dapat belajar banyak terutama tentang bagaimana melakukan storytelling dengan menggunakan platform media sosial seperti yang dilakukan Om Hao.
“Harapannya banyak yang (peserta) bisa didapatkan dari acara ini. Kemudian juga Om Hao bisa berbagi strategi sampai bisa seperti sekarang,” ujarnya.
Era digital menjadi ladang baru untuk mencari atau menghasilkan pekerjaan baru, salah satunya adalah sebagai content creator. Namun, karena bersifat digital, Om Hao mengatakan bahwa harus paham terlebih dahulu mengenai tuntutan dan kaidah-kaidahnya, salah satunya ketika menjadi storyteller.
“Kalau ingin menjadi storyteller, maka harus jadi content creator dulu. Tugasnya mengumpulkan ide maupun data, kemudian melakukan riset untuk membuat konsep yang akan dijadikan sebuah konten,” katanya.
Untuk menjadi storyteller atau sang penyampai pesan harus memahami tiga hal, pertama adalah konten yaitu mengenai keterampilan dalam membuat cerita, kedua adalah text atau keterampilan dalam penulisan, dan ketiga adalah presentationatau mengenai keterampilan dalam public speaking.
Om Hao juga menambahkan konten sendiri itu ada empat jenis, yaitu konten edukasi, konten travelling, konten entertain, dan konten santai dan penonton biasanya lebih menyukai konten yang sifatnya menghibur seperti konten entertain dan konten santai.
“Sudah mantap menentukan jadi content creator, selanjutnya adalah menentukan kendaraan apa yang digunakan (media),” lanjutnya.
Jika sudah menentukan platform, langkah selanjutnya adalah alur penyajian konten. Om Hao mengatakan dalam memproduksi satu konten, proses yang dilalui cukup panjang.
“Pertama harus persiapan untuk R&D dulu, lalu survei lapangan, dan meeting dengan tim kreatif untuk menentukan konten seperti apa yang akan dibuat. Kemudian eksekusi lapangan. Setelah itu editing dan quality control. Terakhir ada upload dan evaluasi,” paparnya.
Kunci menjadi seorang storyteller, kata Om Hao, adalah harus peka denga napa yang sedang viral atau dilihat banyak orang. Harus bisa mengira-ngira konten seperti apa yang akan menuai banyak penonton. Oleh karena itu penting mengadakan survei lapangan sebelumnya.
“Dengan menjadi content creator kita dituntut cerdas dan terampil dalam bersosial media,” tambahnya.
Kegiatan ini mengajak para peserta untuk memanfaatkan media sosial baik sebagai media berkreasi atau belajar banyak hal. Dengan mengetahui banyak peluang di dunia digital, harapannya melalui seminar karier ini para peserta dapat mencoba berkreasi atau berinvovasi di dunia kreasi digital seperti yang sedang marak saat ini.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona, Foto:Rosyid]