Sinergi UGM dan KAGAMA digelar dalam kegiatan Pembekalan Calon Wisudawan Program Pascasarjana yang diselenggarakan pada Kamis, (14/07) secara daring. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 400 peserta yang merupakan calon wisudawan dari program pascasarjana di UGM.
Turut hadir Wakil Sekretaris Jenderal PP KAGAMA, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., yang memberikan sambutan sekaligus membuka acara hari ini. Prof. Wihana menyampaikan bahwa sebagai bagian KAGAMA kita harus bangga karena UGM memiliki alumni yang hebat di seluruh dunia. KAGAMA juga bisa memberikan alumni engagementyang menjadi hal penting baik untuk jejaring, role model, maupun sebagai modal sosial di kehidupan bermasyarakat.
“Setelah lulus, jangan lupa nilai-nilai ke-UGM-an, visi misi serta values itu sudah jelas. Yang penting bisa menunjukkan ciri-ciri sebagai alumni UGM,” jelasnya.
Setelah sambutan dari Prof. Wihana, Direktur Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional (DKAUI) UGM, Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt., merilis aplikasi SIMPONI UGM yaitu platform media komunikasi antar alumni. Dr. Puji berharap aplikasi ini dapat mewadahi alumni untuk berkomunikasi dan menjalin silaturahmi kembali baik dengan teman satu angkatan, satu jurusan, bahkan satu fakultas.
Kegiatan utama diisi dengan diskusi interaktif yang disampaikan oleh tiga narasumber yaitu Aloysius Kiik Ro selaku Wakil Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Danang Girindrawardana, S.I.P., M.P.A. yang merupakan Tim Independen Reformasi Birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, dan Yushi Ismayudha, Chief of Corporate Support Officer PT Cipta Krida Bahari. Diskusi kali ini dipandu oleh Shoumi Damayanti, Wakil Bendahara Umum IV PP KAGAMA.
Aloysius mengawali paparan dengan mengatakan kepada para calon wisudawan bahwa ke depan akan banyak hal yang tidak rencanakan terjadi dan di dalamnya selalu ada kesempatan yang datang. Baginya, setiap waktu adalah peluang saat kita berinteraksi. Oleh karena itu, Aloysius mengatakan selalu memberikan yang terbaik dan melakukan yang terbaik karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi setelah itu.
“Sejak kuliah saya merasa harus be the best. Meskipun tidak setiap saat kita menjadi unggul tapi yang terpenting adalah how can you play your role and be meaningful,” paparnya.
Hal penting lainnya yang disampaikan Aloysius adalah sebelum masuk dunia kerja, alumni harus reskilling dan upgrading karena persaingan saat ini tidak hanya sebatas kemampuan akademik saja namun juga kecakapan lain. Kemudian secara mental, alumni harus memiliki integritas dan etika yang baik. Aloysius mengatakan dua hal ini tidak hanya dipahami dalam teori namun harus dilaksanakan. Jika sudah mengantongi keterampilan serta sikap yang baik, maka akan siap mencoba setiap peluang.
Yushi Ismayudha juga berpendapat yang sama mengenai sebuah kesempatan dan peluang. Selama 28 tahun bekerja, Yushi melihat ada beberapa yang menolak tantangan sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kualitasnya.
“Yang paling penting bagi kita adalah berani mengambil tantangan. Jangan takut kalau dikasih tantangan, karena itu berarti kita dipilih untuk menunjukkan diri kita. Yang menerima tantangan akan berkembang dalam kariernya,” ujar Yushi.
Ia meyakini bahwa tantangan itu diberikan kepada orang yang tepat dan itu sudah diperhitungkan. Harus berani menerima karena kesempatan itu banyak dan luas. Dengan mengambil setiap kesempatan maka itu lah yang membuat kita berbeda di antara yang umum nantinya.
Seperti yang disampaikan narasumber sebelumnya, bagi Yushi, integritas itu sudah ada di dalam diri alumni dan itu basic diri kita. Sisanya yang perlu dilakukan adalah membentengi diri sendiri karena kita tahu apa yang kita lakukan harus benar. Integritas dalam diri kita juga akan membawa kita pada kebiasaan baik di masa depan nanti.
Selaras dengan hal tersebut Danang Girindrawardana juga menyepakati bahwa memang sejatinya keunggulan seseorang itu ditentukan ketika lulus dari UGM. Danang mengatakan UGM sudah menciptakan lulusan yang unggul dengan sikap mental yang bagus.
“Orang bisa menjadi unggul karena ada yang melihat dia unggul dan karena dia diunggulkan,” kata Danang.
Danang juga menambahkan kita bisa menjadi unggul karena networking salah satunya dengan KAGAMA. Networking menjadi penting untuk mengidentifikasi kemampuan kita.
Berkenaan dengan integritas dan etika, Danang mengatakan bahwa hal tersebut menjadi pilar utama selain kecakapan teknikal yang dimiliki. Memiliki sikap mental yang baik akan menjadi value diri ketika orang melihat kita. Dalam dunia kerja, hal ini akan menjadi nilai dasar ketika kita membuat tujuan dalam hidup. Dengan adanya integritas maka tujuan kita akan menjadi hasil yang bisa disumbangsihkan baik untuk perusahaan maupun bangsa dan negara.
“Kita mesti menjadi orang dengan integritas tinggi, berdedikasi tinggi, dan effort semaksimal mungkin dan itu terpartri dalam satu tujuan yang kita buat. Tujuan itu pun harus berlandaskan nilai-nilai kebaikan,” katanya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan banyak pesan terutama yang dibawa untuk melangkah ke dunia kerja dan hidup dalam bermasyarakat. Kemudian sekaligus sebagai pengingat bahwa lulus dari UGM, para alumni akan terus membawa nilai-nilai yang menjadi jati diri kampus perjuangan ini.
[Hubungan Alumni/Artikel:Winona,Foto:Rosyid]