Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional bersama Telkomsel menyelenggarakan Seminar Digital Enterpreneurship pada Sabtu, (17/09). Kegiatan ini dilangsungkan secara luring di University Club (UC) Hotel serta dihadiri oleh kurang lebih 200 peserta dari berbagai latar disiplin ilmu di Universitas Gadjah Mada.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., dalam sambutan pembukaan menyampaikan apresiasi atas kerja sama Telkomsel karena kegiatan seminar kewirausahaan ini dapat berjalan lancar.
“Harapannya teman-teman mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan hari ini untuk membekali diri dan meningkatkan skill agar siap terjun ke dunia kerja nanti,” tutup Wening dalam sambutannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan CSR Telkomsel dan penandatanganan MoU antara Universitas Gadjah Mada dengan Telkomsel terkait kontribusi industri digital terhadap pengembangan pendidikan. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA., dan Vice President Sales Strategy Telkomsel, Adhi Putranto.
Selanjutnya, Lisa Lindawati, S.I.P., M.A., Managing Director Hub UGM, mengawali paparan dengan menjelaskan bagaimana menemukan jalan baru di era digital. Lisa memaparkan bahwa wirausaha merupakan pilihan yang sangat penting untuk dikembangkan pada saat ini. Lisa menekankan bahwa untuk memenangkan sebagai entrepreneur harus memiliki entrepreneur mindset, digital mindfulness, creative worker, skill-full worker, dan democratizing economy.
“Saya berharap ketika teman-teman berwirausaha, tidak hanya membicarakan soal keuntungan tetapi juga bagaimana kita bisa mendistribusikan kesejahteraan kepada masyarakat,” ujarnya.
Paparan yang kedua dilanjutkan oleh Vice President Sales Strategy Telkomsel, Adhi Putranto. Adhi menjelaskan bahwa industri telekomunikasi memiliki peran strategis dalam pembangunan Indonesia. Telkomsel berusaha membuka semua kemungkinan kepada masyarakat dengan tidak hanya melalui layanan konektivitas, tetapi juga pada platform dan layanan digital.
Adhi menekankan bahwa untuk menjadi negara yang berdaulat digital, Indonesia membutuhkan tenaga kerja yang mengerti teknologi. Sektor ketenagakerjaan seperti programming, artificial intelligence, digital design & data visualization, digital project management, digital marketing, social media specialist, data scientist & data analytics, dan decision making yang diharapkan tumbuh di era digital saat ini.
“Saya yakin teman-teman sudah banyak belajar skill set tetapi mungkin ada hidden skill yang teman-teman perlu belajar yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kita semua ketika ada di dunia kerja dan dunia profesional,” pesan Adhi sebagai penutup.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dan disambut antusiasme peserta yang ingin memahami mengenai digital entrepreneurship lebih mendalam dari kedua pemateri.
Kegiatan selanjutnya merupakan delivery materi dari Kuncie Unlock yang disampaikan oleh Dhita, Community Specialist Intern Kuncie. Kuncie merupakan platform belajar berbisnis online dan pelatihan pengembangan karier langsung dari mentor berpengalaman. Kuncie meluncurkan program Unlock yang merupakan university leadership organization untuk pengembangan karier. Dalam hal ini, mahasiswa dapat mempelajari segala hal untuk meningkatkan keterampilan dalam mengembangkan bisnis.
Kegiatan dilanjutkan dengan talk show bersama artis dan entrepreneur, Christian Sugiono. Christian membagikan pengalamannya membangun bisnis. Christian memaparkan mengenai cara merintis bisnis, mengatasi tantangan, strategi yang digunakan, dan tips yang bisa diterapkan untuk memulai bisnis.
Harapannya melalui kegiatan ini dapat mendorong peserta untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai kehidupan milenial dalam dunia digital serta menerapkan kiat sukses menjadi entrepreneur masa kini.
[Hubungan Alumni/Artikel:Dewin, Foto:Nurul]