Ketoprak KAGAMA kembali digelar di Auditorium Sarsito Mangunkusumo RRI Surakarta pada Senin (18/12). Pergelaran Ketoprak tahun ketiga yang merupakan rangkaian Dies Natalis ke-74 UGM ini mengusung cerita “Sumpah Mukti Palapa, Gajah Mada Rumekso Manunggaling Nuswantoro”.
Sebagai tanda apresiasi acara ini, sambutan pertama disampaikan oleh Ketua KAGAMA Surakarta, KGPH Dipokusumo yang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai semesta simbolik Dies Natalis ke-74 UGM yang penuh berkah. Tumpeng ini diserahkan oleh Gusti Dipo kepada Rektor UGM yang diwakili oleh Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si.
“KAGAMA Surakarta dalam menjaga tridarma perguruan tinggi khususnya bidang pengabdian kepada masyarakat, malam ini mengadakan pertunjukan yang sudah ketiga kalinya. KAGAMA hadir untuk menyaksikan bersama dan mencari hikmah dari makna UGM menampilkan spirit Gadjah Mada untuk tetap menjaga keutuhan bumi nusantara,” ungkap Gusti Dipo.
Selanjutnya sambutan oleh Koordinator Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat PP KAGAMA, Dr. dr. Cahyono Hadi, S.H., SpOG., Subsp., FER., yang juga menjabat sebagai Direktur RS dr. Moewardi, Solo menyampaikan bahwa KAGAMA harus saling bersinergi, mengisi, dan membantu untuk pembangunan Indonesia ini menjadi seperti yang dicita-citakan bersama.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., turut memberikan sambutannya atas pagelaran ketoprak tersebut. Ia menuturkan bahwa UGM merasa berbahagia karena KAGAMA selalu bersinergi dengan UGM untuk mengembangkan jejaring dan mengabdi kepada masyarakat. Sesuai dengan slogan migunani tumraping liyan, KAGAMA berkomitmen untuk dapat bermanfaat bagi sesama.
“Senang KAGAMA dapat begitu aktif. Tentu ini bagian dari nguri-uri kabudayan. Saya rasa ini bagian dari kekuatan bahwa bangsa Indonesia yang meskipun mengalami kemajuan di berbagai bidang, kita tidak akan pernah melupakan akar tradisi kita,” tegas Dr. Arie Sujito.
Dengan semangat kolaborasi dan upaya nyata dalam mempertahankan warisan budaya, KAGAMA telah menunjukkan bahwa kecintaan terhadap budaya tak mengenal batas waktu. Ketoprak ini menjadi bukti bahwa KAGAMA berkomitmen dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.
[Hubungan Alumni/Artikel: Kamila, Foto: Kamila]