Christiyanto, seorang alumnus Fakultas Peternakan UGM adalah bukti nyata bahwa passion dan tekad dapat membawa seseorang menjelajahi jalan yang tak terduga. Kisahnya merupakan inspirasi bagi alumni untuk terus mengejar mimpi, meskipun harus melewati jalan yang berliku.
Sejak masa SMA, Christiyanto sudah menunjukkan bakat menulisnya melalui puisi dan berita. Minat ini terus berkembang saat ia menempuh pendidikan di UGM. Di kampus, ia terlibat aktif dalam menghidupkan kembali majalah kampus yang sempat mati suri. Melalui tulisan-tulisannya, ia menyalurkan kreativitas dan pemikiran kritis serta menjadi jembatan komunikasi antara mahasiswa dan universitas.
Selepas kuliah, Christiyanto mengikuti jejak pendidikannya dengan bekerja di perusahaan obat hewan. Namun, ia segera merasakan bahwa passion-nya tidak berada di sana. Hati kecilnya terus menginginkan dunia jurnalistik.
Tak lama berselang, Christiyanto kembali merapat ke dunia media. Ia memulai kariernya di majalah peternakan di Kantor Pusat Jakarta, sebelum akhirnya mencoba peruntungan di tabloid ekonomi bisnis Kontan. Pengalaman selama setahun di sana mengasah kemampuannya dalam menulis berita yang tajam dan informatif.
Hasrat untuk menjelajahi dunia media yang lebih luas mendorong Christiyanto untuk menjajaki media elektronik. Ia sempat diterima di Tempo, namun memilih untuk bergabung dengan SCTV. Keputusan ini didasari keyakinan bahwa ia telah cukup belajar di media cetak dan siap untuk menghadapi tantangan baru di televisi.
Transisi dari media cetak ke televisi ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Keterampilan menulis berita yang panjang di media cetak menjadi bekal berharga dalam menyusun narasi pendek yang efektif dan mudah dipahami di televisi. Tantangan terbesarnya adalah beradaptasi dengan durasi waktu yang terbatas, membuat setiap kata dan gambar memiliki makna yang kuat dan memikat.
Christiyanto memulai karier di SCTV sebagai reporter, menelusuri berbagai peristiwa dan mengungkap fakta di lapangan. Ketekunan dan dedikasi yang tinggi membawanya meniti tangga karier hingga menjadi news producer.
Bagi Christiyanto, menjadi seorang jurnalis bukan sekadar profesi, tetapi juga panggilan jiwa. Ia ingin menginspirasi para calon jurnalis dengan pesan sederhana namun penuh makna.
“Kemauan dan kemampuan adalah kunci utama untuk sukses di dunia jurnalistik. Kemauan artinya kamu harus memiliki tekad bulat untuk terjun ke dunia ini, menjalani segala risiko dan tantangan yang menyertainya. Kemampuan artinya kamu harus menguasai ilmu jurnalistik, mengetahui bagaimana meliput berita, membuat naskah yang menarik, dan mendekati narasumber dengan profesional. Jangan lupa, kompetensi dan administrasi harus berjalan beriringan untuk membangun kredibilitas dan profesionalitas,” ungkap Chris.
Chris juga menyampaikan pesan inspiratif kepada alumni untuk selalu mengikuti kata hati dan tidak lupa berkontribusi pada setiap proses yang sudah dijalani.
“Tetaplah fokus pada apa yang kamu sukai, apa yang kamu inginkan. Konsentrasikan dirimu di sana, ciptakan karya terbaik, teruslah berkarya. Jangan lupa bahwa kita berada di tahap ini bukan karena kebetulan, ada proses panjang yang telah kita lalui. Hargai proses itu, dan tetaplah menyisihkan waktu untuk membangun almamater kita. Mulailah dari hal kecil, yang penting adalah kemauan kita.”
Kisah Christiyanto adalah bukti nyata bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah. Ia merupakan inspirasi bagi para calon jurnalis dan alumni untuk terus berjuang mencapai cita-cita dan memberikan kontribusi positif bagi reputasi UGM di media.
[Kantor Alumni: Kamila, Foto: Kamila]
keren 👍